Jakarta – Perpustakaan Nasional melalui Direktorat Deposit dan
Pengembangan Koleksi Perpustakaan pada Rabu tanggal 31 Agustus 2022 bertempat
di Gedung Teater Perpustakaan Nasional RI Salemba telah melaksanakan Rapat
Koordinasi Dewan Juri Pemilihan Buku (Pustaka) Terbaik Tahun 2022. Rapat ini
merupakan kegiatan awal dalam proses Pemilihan Buku (Pustaka) Terbaik Tahun 2022. Rapat
diawali dengan Laporan Kegiatan Pemilihan Buku (Pustaka) Terbaik
Tahun 2022 oleh Ibu Emyati Tangke Lembang selaku Direktur Deposit dan
Pengembangan Koleksi Perpustakaan Nasional. Dalam laporannya beliau menyatakan bahwa kegiatan ini dilatarbelakangi oleh UU Nomor
43 Tahun 2018 yang dalam Pasal 31 disebutkan bahwa “Perpustakaan Nasional
diamanatkan untuk melaksanakan pemberian penghargaan kepada Penerbit dan
Produsen Karya Rekam, serta masyarakat yang berperan dalam mendukung kewajiban
serah simpan”.
Setelah laporan kegiatan dari Direktur Deposit dan Pengembangan Koleksi, acara dilanjutkan dengan sambutan dan arahan dari Ibu Ofy Sofiana selaku Plt. Deputi Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi. Plt. Deputi mengatakan bahwa Pemilihan Buku (Pustaka) Terbaik merupakan kegiatan pemberian penghargaan yang dilaksanakan setiap tahun, sejak tahun 2011 dengan subjek pustaka berbeda setiap tahunnya. Tujuan dari kegiatan ini diharapkan mampu memotivasi para penulis untuk menghasilkan karya yang berkualitas sesuai dengan kondisi budaya Indonesia sehingga dapat menumbuh-kembangkan budaya literasi. Dalam sambutannya, Plt. Deputi juga menjelaskan alasan terpilihnya 3 subjek pustaka tahun ini, antara lain karena subjek pustaka tersebut sedang menjadi trend di kalangan masyarakat dan juga merupakan koleksi dengan jumlah penerimaan yang cukup banyak. Pada arahannya, beliau menyerahkan sepenuhnya penilaian atas buku-buku terpilih yang terbaik kepada para juri. Plt. Deputi mengharapkan para juri mampu memberikan penilaian yang sebaik-baiknya sesuai kriteria dan bobot nilai yang dewan juri tetapkan, sehingga didapatkan pemenang dengan karya terbaik yang mampu meningkatkan literasi masyarakat dan dapat diimplementasikan untuk meningkatkan kesejahteraan.
Selanjutnya adalah Pengarahan Teknis Pemilihan Buku (Pustaka) Terbaik Tahun 2022 yang disampaikan oleh Ibu Tatat Kurniawati
selaku Koordinator Pengelolaan Koleksi Hasil Serah Simpan Karya Cetak dan Karya
Rekam. Beliau menjelaskan maksud dari penyelenggaraan kegiatan ini adalah guna memotivasi penulis untuk
menghasilkan karya yang berkualitas sesuai dengan kondisi budaya Indonesia
sehingga dapat menumbuh-kembangkan budaya literasi dengan tujuan antara lain
memberikan apresiasi kepada penerbit dan penulis, mendorong penerbit untuk
menerbitkan karya berkualitas serta untuk mempromosikan karya berkualitas
kepada masyarakat luas.
Koordinator juga memaparkan persyaratan umum dan persyaratan khusus untuk
penilaian buku terbaik. Persyaratan umum antara lain penulis WNI, karya penulis
tunggal atau maksimal 5 orang, memiliki nomor ISBN, bukan karya terjemahan dan
bukan buku ajar. Sedangkan persyaratan khusus antara lain substansi dan materi
tulisan, mengilhami, mengajak dan menumbungkembangkan rasa ingin tahu,
berbahasa Indonesia yang baik dan benar serta memiliki manfaat untuk para
pembacanya.
Aspek penilaian buku terbaik terdiri dari 5 aspek dengan jumlah bobot
nilai keseluruhan 100%. Ruang lingkup mengenai buku yang akan dinilai menjadi
wewenang dewan juri untuk menentukan sesuai subjek pustaka masing-masing. Dewan juri terdiri dari 5 (lima) orang per subjek pustaka.
Penilaian diawali dengan memilih koleksi yang sesuai dengan kriteria umum dan
khusus, selanjutnya koleksi yang terpilih akan didistribusikan ke masing-masing
dewan juri untuk dilakukan penilaian sehingga terpilih 3 pemenang terbaik.
Proses penilaian dilakukan selama bulan September-Oktober 2022 dan penetapan
pemenang dilakukan di bulan November 2022 yang nantinya akan diumumkan pada
acara Pekan Penghargaan.
Surakarta, Jawa Tengah - Subdirektorat kembali melakukan sosialisasi Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (SSKCKR), Jum’at (13/12). Sosialisasi dilakukan dalam acara yang bertemakan “Diskusi Pelestarian Karya Musik Melalui Edeposit” di PTPN Radio Solo pada pukul 14.00 WIB – 17.00 WIB. Acara di awali dengan sambutan Hery Kurnia mewakili Manajemen Radio PTPN dan dilanjutkan sambutan oleh Noorhadi yang mewakili Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Tengah. Peserta yang hadir dalam acara tersebut yaitu para musisi indie, pencipta lagu, mahasiswa, serta dosen yang berasal dari kota Surakarta dan sekitarnya.Materi pertama yang disampaikan yaitu tentang perpustakaan sebagai rumah peradaban bangsa oleh Rudi Hernanda. Beliau dalam paparannya menyampaikan bahwa tinggi rendahnya kecerdasan suatu bangsa tergantung karya yang dihasilkan oleh masyarakatnya. Maka dari itu, Perpustakaan Nasional hadir melalui fungsinya sebagai fungsi perputakaan deposit untuk menghimpun karya-karya yang dihasilkan oleh masyarakat pada masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang, dimana karya-karya tersebut diharapkan dapat didayagunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Materi selanjutnya yaitu dari pengamat musik Bens Leo. Beliau menjelaskan pentingnya hak cipta pada suatu karya rekam. Berkaitan dengan hak cipta, negara hadir melalui Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Namun, dalam pelaksanaannya belum terealisasi secara optimal, hal tersebut dikarenakan pendaftaran yang berbayar. Beliau juga menyampaikan dengan hadirnya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2018 tentang SSKCKR, Perpustakaan Nasional hadir untuk menghimpun karya rekam sebagai dukungan dan bukti atas hak kepemilikan karya rekam. Selain itu beliau berharap masyarakat dapat menggunakan haknya untuk menyimpan karyanya di Perpustakaan Nasional dengan senang hati dan tanpa paksaan, mengingat manfaatnya yang akan diperoleh. Dengan menyimpan karya di Perpustakaan Nasional, karya tersebut dapat disimpan, dirawat, dilestarikan dan didayagunakan sebagai khazanah budaya bangsa serta dapat mewujudkan peradaban bangsa yang kuat Materi selanjutnya yaitu penghimpunan karya rekam elektronik melalui aplikasi edeposit oleh Rizki Bustomi. Pada materi ini disampaikan cara mendaftarkan akun edeposit dan cara mengupload karya rekam elektronik di portal edeposit.
Terkait Surat Edaran Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional RI Nomor 2866/2/KPG.10.00/III.2020 tentang perubahan atas Surat Edaran Sekretaris Utama Nomor. 2731/2/KPG.10.00/III.2020 tentang penyesuaian sistem kerja ASN dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di lingkungan Perpustakaan Nasional RI, maka pegawai yang memiliki tugas yang dapat dikerjakan di rumah, dapat menjalankan tugas kedinasan dengan bekerja di rumah.Pada 22 April 2020, Kelompok Pengelolaan dan Keamanan Data - Subdirektorat Deposit, telah melakukan penghimpunan metadata karya rekam digital tahun 2018 berupa e-Book sebanyak 700 cantuman. Penghimpunan metadata ini digunakan untuk perhitungan nilai asset karya rekam digital ke DJKN dan untuk dasar pengisian field pada aplikasi e-deposit. Detail metadadata asset yang telah dihimpun, telah diunggah ke google drive subdirektorat depositKelompok Pengelolaan dan Keamanan Data juga tetap melakukan pengawasan dan uji coba terhadap pengembangan aplikasi e-deposit V.2 dan interoperabilitas aplikasi penghimpun konten web milik Perpustakaan Nasional dengan http://garuda.ristekbrin.go.id/ melalui API.
Padang – Keberadaan naskah kuno (manuskrip) dan koleksi local content merupakan salah satu bukti otentik perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa. Dengan memandang betapa penting dan tingginya nilai informasi pada koleksi tersebut, menjadikan koleksi ini harus di jaga dan dilestarikan agar lebih bermanfaat. Pemerintah melalui Perpustakaan Nasional (Perpusnas) mempunyai tugas untuk melestarikan naskah kuno dan koleksi local content yang tersebar di penjuru nusantara agar bisa termanfaatkan dengan baik. Hal ini juga sesuai dengan misi Perpusnas, yaitu “Meningkatkan perpustakaan sesuai Standar Nasional Perpustakaan, pelayanan prima perpustakaan, dan pelestarian bahan perpustakaan dan naskah nusantara”. Dengan demikian, diharapkan Perpusnas dapat memiliki koleksi naskah kuno yang lengkap sesuai dengan kebutuhan pemustaka.Berdasarkan Peraturan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2019 yang mengatur tentang Kebijakan Pengembangan Koleksi Perpustakaan Nasional, Perpusnas melalui Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan berupaya mengidentifikasi bahan perpustakaan yang tersebar di masyarakat dengan melakukan kegiatan hunting naskah kuno dan local content ke berbagai daerah di nusantara. Melalui kegiatan hunting ini, pustakawan dapat memperoleh gambaran dan informasi mengenai keberadaan dan kondisi naskah kuno dan local content di daerah, untuk kemudian memetakan dan mengakuisisinya menjadi koleksi Perpusnas.Pada tahun 2021, Sumatera Barat menjadi salah satu provinsi tujuan kegiatan hunting naskah kuno dan local content. Tim Hunting terdiri atas empat orang pustakawan di Kelompok Pengembangan Koleksi Perpustakaan, yaitu Tri Listiowati, Purwanto, Media Novia Stri, dan Azas Rahmatulah) dan berkunjung ke Sumatera Barat pada 16-19 Maret 2021. Tempat pertama yang dikunjungi adalah Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Sumatera Barat dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai penerbit-penerbit aktif yang ada di Sumatera Barat. Selanjutnya Tim Hunting menuju museum budaya Provinsi Sumatera Barat yaitu Museum Adityawarman. Dari staf museum diperoleh informasi bahwa lokasi keberadaan naskah kuno di Sumatera Barat bisa diperoleh melalui filolog di Universitas Andalas. Tim Hunting pun kemudian meluncur ke Universitas Andalas untuk bertemu dengan salah satu pakar filologi, Pramono, SS., M.Si., Ph.D.Menurut paparan Pramono, kondisi naskah kuno yang ada di Sumatera Barat sudah sangat memprihatinkan. Selain berkurang karena kerusakan fisik pada naskah kuno sendiri, sebagian juga terjadi karena hilang dan oleh para pemiliknya dijual ke kolektor dengan harga tinggi. Sebagian besar naskah kuno di Sumatera Barat atau lebih dikenal sebagai Naskah Minangkabau berisi tentang pengobatan tradisional, bencana banjir, takwil gempa, azimat, ilmu bedil, undang-undang Minangkabau, kaba, dan lainnya.Pramono juga memberikan informasi mengenai peta sebaran naskah kuno di Sumatera Barat. Terdapat ribuan naskah kuno yang tersebar di berbagai wilayah di Sumatera Barat kecuali Mentawai. Hanya sebagian kecil dari naskah kuno tersebut yang sudah tersimpan dan dikoleksi lembaga formal, di antaranya adalah Museum Adityawarman, Miniatur Rumah Gadang, Badan Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Sumatera Barat, Fakultas Sastra Universitas Andalas Padang, dan Institut Agama Islam Negeri Imam Bonjol. Sementara untuk jumlah yang lebih besar, tersebar di surau-surau, serta berada di tangan masyarakat maupun perorangan. Dalam presentasinya, Pramono juga memperlihatkan bagaimana ia dan timnya telah berupaya melestarikan naskah kuno melalui penanganan fisik dan pelestarian dari kontennya dengan mendigitalisasikan naskah-naskah kuno tersebut.Tim Hunting juga berhasil mendatangi salah satu penerbit local content di kota Padang, yaitu Rumah Kayu Pustaka. Di sini diperoleh banyak buku yang mengangkat muatan lokal Sumatera Barat, seperti buku Politik dan Pemerintahan di Sumatera Barat, Carito Minang Lucu, Pelaku dan Saksi Sejarah Angkatan 66 Sumatra Barat, dan masih banyak lagi. Selanjutnya Tim Hunting berkunjung ke UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno di kota Bukittinggi dan beberapa penerbit lokal lain seperti PAB Publishing, Kristal Multimedia, Cinta Buku Agency, dan CV Minang Lestari. Cukup banyak bahan perpustakaan dan informasi yang diperoleh dari lembaga-lembaga tersebut yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pengembangan koleksi perpustakaan oleh Perpusnas.
Jakarta - Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) menerima kunjungan dari Marsekal TNI (Purn.) Chappy Hakim, salah seorang tokoh dari kalangan militer Indonesia khususnya di Angkatan Udara. Chappy merupakan mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAU) tahun 2002-2005. Meskipun telah purna dari tugas kemiliteran, Chappy tetap berkontribusi dan mengabdi kepada bangsa dengan tetap aktif menyampaikan gagasan dan idenya lewat menulis. Berangkat dari hal tersebut, maka lahirlah berbagai karya tulis yang terbit dalam bentuk buku dengan beragam judul. Chappy bertandang ke Perpustakaan Nasional RI di Jalan Merdeka Selatan Jakarta Pusat pada Senin pagi, 8 Agustus 2021. Kedatangannya disambut langsung oleh Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando dengan baik, didampingi oleh Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Deni Kurniadi, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Yoyo Yahyono, dan Direktur Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan Emyati Tangke Lembang. Selain berkunjung untuk bersilaturahmi, Chappy juga membawa serta 1.000 eksemplar buku untuk dihibahkan kepada Perpusnas. Dengan semangat luar biasa, Chappy ingin turut serta berkontribusi dalam memajukan literasi bangsa. Sebanyak 1.000 eksemplar buku tersebut terdiri atas tujuh judul yang berbeda. Rincian judul buku-buku tersebut antara lain Dari Capung sampai Hercules, Martabat Ibu Pertiwi di Selat Malaka, Rute Penerbangan Pemersatu Bangsa, Dari Segara ke Angkasa, Menjaga Ibu Pertiwi dan Bapak Angkasa, Defence and Aviation, dan 100 Artikel Chappy Hakim. Dari tujuh judul buku yang dihibahkan, enam judul di antaranya merupakan karya dari pemikiran dan gagasan Chappy sendiri. Merasakan bahwa bacaan bertema kedirgantaraan masih jarang dan sulit untuk ditemui, Chappy ingin ikut berkontribusi untuk mengubah keadaan tersebut. Berbekal minat dan gagasannya tentang kedirgantaraan yang lekat hingga melahirkan buku baru yang fresh, Chappy berharap agar buah pikir ini dapat dibaca pula oleh seluruh masyarakat, terutama generasi muda. Melalui Perpusnas, Chappy menyematkan harapan tersebut dengan bangga. “Penyebaran minat dirgantara terutama pada generasi muda bangsa sangat diperlukan mengingat dirgantara adalah masa depan umat manusia.” tuturnya. Menyediakan bahan bacaan untuk ikut meningkatkan literasi bangsa adalah amanah negara yang diemban oleh Perpusnas. Berkenaan dengan hal tersebut, siapa pun dapat berperan serta dalam mendukung dan mewujudkan amanah ini. Tak terkecuali Marsekal TNI (Purn.) Chappy Hakim, yang dengan semangat tinggi meyakini bahwa amanat tersebut dapat diwujudkan. Melalui gagasan dan karyanya, terselip harapan untuk kemajuan bangsa dan negara. Langkahnya mempercayakan seribu bahan bacaan baru kepada Perpusnas demi terwujudkan masa depan bangsa dan negara yang lebih baik, menjadikan amanah negara terasa selangkah lebih dekat untuk diraih bersama.
Jakarta – Perpustakaan Nasional melalui Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi Bahan Perpustakaan bersama Penerbit Kelompok Agromedia mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Penghimpunan Karya Digital melalui Integrasi Sistem Karya Cetak dan Karya Rekam sebagai upaya dalam Optimalisasi Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan karya Rekam”. Kegiatan yang dilaksanakan pada Selasa 7 Juni 2022, dihadiri oleh Direktur Deposit dan Pengembangan Koleksi Bahan Perpustakaan Perpusnas, Pimpinan Penerbit Kelompok Agromedia, Direktur Republik Media Kreatif, Pimpinan Penerbit/Perwakilan dari Penerbit Kelompok Agromedia, Koordinator Pengelolaan Koleksi Hasil Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, Subkoordinator Karya Rekam Deposit, Tim Teknis Sistem Pengelolaan KCKR, dan Tim Karya Rekam Deposit. FGD dibuka oleh Suci Indrawati selaku moderator. Suci menyampaikan bahwa Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam adalah peraturan yang mewajibkan setiap subjek serah untuk menyerahkan koleksi terbitan dan publikasinya kepada Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Provinsi. Namun, masih ada beberapa wajib serah seperti Penerbit yang belum terinformasikan secara baik akan pentingnya pelaksanaan Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam tersebut. Oleh karena itu, diperlukan sebuah pertemuan guna menyampaikan informasi dan meningkatkan kembali kesadaran pelaksanaan Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, salah satunya melalui kegiatan FGD. Dalam kesempatan ini FGD dilaksanakan bersama Penerbit Kelompok Agromedia. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka saling berbagi informasi dan berkoordinasi antara Perpustakaan Nasional dan Penerbit Kelompok Agromedia guna meningkatkan kontribusi dan kesadaran akan pentingnya pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2018. Emyati Tangke Lembang selaku Direktur Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan mengawali paparan dengan menyampaikan tujuan FGD yaitu dalam rangka penghimpunan karya rekam digital melalui integrasi Sistem Karya Cetak dan Karya Rekam (KCKR) sebagai upaya optimalisasi pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam. Kemudian Beliau menjelaskan Undang-Undang No. 13 Tahun 2018 (UU SSKCKR), mengamanatkan Perpusnas untuk menghimpun seluruh karya, baik karya cetak maupun karya rekam yang diterbitkan di Indonesia, yang diserahkan oleh penerbit dan produsen karya rekam selaku pelaksana serah. Lebih lanjut Emyati menyampaikan bahwa UU SSKCKR sudah memiliki Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2018 tentang serah simpan karya cetak dan karya rekam yang mengamanahkan pada Pasal 6 Ayat 3 yaitu penyerahan langsung karya rekam digital sebagaimana dimaksud dilakukan dengan cara menggugah sendiri dalam Sistem Penghimpunan Karya Rekam Digital pada Perpustakaan Nasional dan/atau Perpustakaan Provinsi sesuai domisili; atau melalui Interoperabilitas. Selanjutnya Emyati menyampaikan data Karya Cetak yang sudah diserahkan Penerbit Kelompok Agromedia kepada Perpustakaan Nasional adalah 2.364 judul. Sedangkan informasi mengenai ebook yang diperoleh dari website masing-masing Penerbit Kelompok Agromedia, terdapat ebook yang sudah diperjualbelikan namun belum diserahkan ke Perpustakaan Nasional sejumlah 1.481 judul. Diharapkan dengan pertemuan ini Penerbit Kelompok Agromedia dapat segera menyerahkan Karya Cetak dan Karya Rekam yang sudah diterbitkan ke Perpustakaan Nasional. Emyati memberikan apresiasi kepada Penerbit Agromedia dikarenakan pada tahun 2020 ada 2 (dua) judul buku dari Penerbit Agromedia yang berhasil meraih penghargaan Anugerah Buku (Pustaka) Terbaik 2020 dari Perpustakaan Nasional RI. Buku pertama, yakni Buku Pintar Kopi karya penulis Eddy Panggabean meraih kategori terbaik 2 dan buku kedua, yakni Coffee Roasting karya Eris Susandi, sebagai kategori terbaik ketiga. Adanya penghargaan dan apresiasi dari Perpustakaan Nasional ini, tentunya menambah semangat tim redaksi dan Penerbit Agromedia untuk terus menghasilkan buku-buku berkualitas dan bermanfaat bagi seluruh pembaca buku di Indonesia. Mengakhiri paparannya, Emyati berharap agar FGD kali ini dapat menghasilkan berbagai rumusan atau formulasi koordinasi dan kerjasama yang nyata dalam melaksanakan penghimpunan KCKR, sehingga proses penghimpunan yang efektif, efisien dan berkesinambungan dapat terwujud. Adanya kerjasama ini tentunya tidak hanya dapat membuktikan komitmen Penerbit Kelompok Agromedia dalam melaksanakan kewajiban UU SSKCKR, tetapi juga diharapkan Penerbit Kelompok Agromedia dapat memasukkan buku terbitannya ke daerah-daerah di Indonesia agar dapat memperkaya koleksi yang memuat ilmu pengetahuan yang luar biasa dalam mewujudkan literasi masyarakat untuk kesejahteraan. Hadir dalam FGD Hikmat Kurnia selaku Pimpinan Penerbit Kelompok Agromedia. Hikmat memaparkan Penerbit Kelompok Agromedia memiliki 5 sekretaris redaksi dengan 20 Penerbit yang aktif beserta imprint-nya diantaranya yaitu Agromedia, Cikal Aksara, Visimedia, Tangga Pustaka, Gagas, Bukune, IndonesiaTera, Qultum Media, Kawan Pustaka, B-Media, C-Media, Ruang Kata, Media Kita, Transmedia Pustaka, Gradien Mediatama, Anak Kita, Wahyu Media, Bintang Wahyu, Wahyu Qolbu, DeMedia Pustaka. Hikmat juga menjelaskan bahwa Penerbit Agromedia juga menaungi penulis-penulis di seluruh Indonesia namun saat ini masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Lebih lanjut Hikmat menyampaikan data ISBN dari 20 Penerbit Kelompok Agromedia yang sudah tervalidasi dan data ISBN yang sudah didepositkan dalam 5 tahun terakhir, yaitu total ISBN tervalidasi sebanyak 1.718 judul, sedangkan total ISBN yang sudah didepositkan sebanyak 1.425 judul, sehingga 82,95% judul telah didepositkan. Kemudian secara teknis terdapat kendala keterlambatan validasi ISBN, diantaranya ada beberapa kasus dalam pengajuan ISBN tertolak, karena adanya kesalahan teknis, namun ketika diajukan kembali, proses validasi membutuhkan waktu yang lama. Satu judul buku bisa membutuhkan waktu kurang lebih sekitar 1 bulan. Atas keterlambatan validasi ISBN tersebut sangat berpengaruh pada pendistribusian buku. Selain itu terdapat kendala dalam melaksanakan deposit KCKR, diantaranya karena adanya revisi dadakan dan esensial naskah oleh penulis pada waktu final proof, sehingga menyebabkan proses terbit buku menjadi mundur. Selain itu juga jadwal terbit buku yang terpaksa diundurkan untuk mengejar momentum pasar yang tepat. Akibatnya, proses terbit buku ikut mundur meskipun ISBN sudah keluar, terutama untuk buku-buku terkait momentum, seperti UN, UTBK, CPNS, dan lain-lain. Sementara itu, Ningrum Ekawati selaku perwakilan dari Tim Teknis Sistem Pengelolaan KCKR mengenalkan sistem pengelolaan KCKR yang ada di DDPKP. Sistem pengelolaan KCKR di DDPKP ada 4 sistem, yaitu eDeposit, Penghimpun konten web, INLIS (mengelola karya cetak dan karya rekam analog), dan portal SS KCKR provinsi. Dengan aplikasi pendukung SS KCKR diantaranya ISBN, ISSN, ISRC, dan Bank Data Pelaksana Serah. Dalam hal ini pemustaka dapat mengakses di portal depbangkol.perpusnas.go.id, melalui app desktop pendayagunaan KCKR, dan iPusnas. Selanjutnya Ningrum menyampaikan tahapan pengelolaan karya rekam digital yaitu ingest (unggah mandiri dan interoperabilitas), verifikasi, penyimpanan dan pelestarian, pengelolaan, pendayagunaan (masih dalam pengembangan). Strategi keamanan karya rekam digital dilakukan dalam 5 layer keamanan yaitu Keamanan di Layer Aplikasi Web, Keamanan di Layer Aplikasi Desktop, Keamanan di Layer Database, Keamanan di Layer Storage, dan Keamanan di Layer Server. Sedangkan tahapan pengelolaan karya cetak dan karya rekam analog yaitu penerimaan, pencatatan, penyimpanan, dan pelestarian. Ningrum berharap Perpustakaan Nasional dan Penerbit dapat bersinergi dalam pelaksanaan SS KCKR. Direktur Republik Media Kreatif, Randy Anthony turut menyampaikan paparan materi pada FGD kali ini. Randy menyampaikan terkait buku digital terbitan Penerbit Kelompok Agromedia ada sekitar 4.000 buku digital. Namun buku yang lengkap file PDF dan metadatanya ada 3.690 judul, dalam format EPUB ada 227 judul, dan 103 judul dalam format teks. Buku digital tersebut masih menggunakan ISBN buku cetak. FGD dilanjutkan dengan sesi diskusi yang dipimpin oleh moderator. Antusias peserta diskusi sangat terlihat dalam pelaksanaan FGD ini. Dalam diskusi, Direktur Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan mengingatkan untuk buku elektronik yang dikomersialkan harus memiliki e-ISBN. Selain itu, Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan siap menerima dan menyimpan terbitan elektronik apabila Penerbit Kelompok Agromedia menyerahkan ebook melalui interoperabilitas. Selama berjalannya diskusi, narasumber tidak hanya menerima pertanyaan dari para peserta, tetapi juga saran yang dimaksudkan untuk perbaikan dan keberhasilan pelaksanaan serah simpan karya cetak dan karya rekam.
Diskusi ISBN online dan e-Deposit dipandu oleh Tim ISBN, sdri. Ratna Gunarti, Tim e-Deposit sdr. Teguh Gondomono & sdr. Widjiyanto, pada acara Indonesia International Book Fair (IIBF), Hall A, Jakarta Convention Center, 6 September 2019.