Jakarta – Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) sebagai Lembaga Pemerintah yang melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang perpustakaan dan berfungsi sebagai perpustakaan pembina, perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit, perpustakaan penelitian, perpustakaan pelestarian, dan pusat jejaring perpustakaan, senantiasa terus bergerak dalam menjalankan visi dan misi negara yang diembannya.
Peningkatan kualitas manusia Indonesia untuk menjadi lebih baik merupakan salah satu misi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2020-2024. Misi tersebut menjadi penting dengan adanya fakta bahwa indeks pembangunan literasi dan kegemaran membaca masyarakat Indonesia masih belum menyentuh angka yang memuaskan. Indeks pembangunan literasi masyarakat Indonesia pada tahun 2019 berada pada angka 10,2 dan nilai kegemaran membaca berada pada angka 53,84.
Dalam upaya mendukung peningkatan kualitas manusia Indonesia dengan meningkatkan indeks pembangunan literasi dan kegemaran membaca masyarakat, Perpusnas RI bertanggung jawab menyediakan koleksi atau bahan perpustakaan untuk masyarakat. Perpusnas RI melalui Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan mengemban tugas untuk mengembangkan koleksi nasional. Hal tersebut tercantum dalam Peraturan Perpustakaan Nasional RI Nomor 04 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional.
Pengembangan koleksi mencakup koleksi karya tulis, karya cetak, dan karya rekam melalui pembelian, hadiah, hibah dan tukar-menukar. Tahap awal dalam pengembangan koleksi adalah kegiatan seleksi bahan perpustakaan. Kegiatan seleksi tersebut menjadi hal yang penting karena menentukan kualitas bahan perpustakaan yang akan masuk ke jajaran koleksi Perpusnas RI dan akan diakses oleh pemustaka.
Dalam rangka pengembangan koleksi Perpusnas RI, pada 6 April 2021 lalu telah diselenggarakan Rapat Seleksi Bahan Perpustakaan yang dilaksanakan oleh Kelompok Pengembangan Koleksi Perpustakaan yang berada di bawah naungan Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan. Rapat ini menghadirkan narasumber dari Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Dr. Riko Bintari Pertamasari, S.Sos., M.Hum. dan Kepala UPT Perpustakaan Universitas Indonesia Utami Budi Rahayu Hariyadi, SS, M.Lib., M.Si. serta diikuti oleh perwakilan pustakawan dari berbagai unit kerja di lngkungan Deputi Bidang pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi, baik secara luring di Ruang Teater Perpustakaan Nasional Salemba, maupun secara daring melalui fasilitas Zoom Meeting.
Urgensi pelaksanaan seleksi bahan perpustakaan disampaikan secara langsung oleh Deputi Bidang pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Ofy Sofiana. Adapun mengenai progres dan capaian seleksi dilaporkan oleh Direktur Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan Emyati Tangke Lembang. Berdasarkan data, selama triwulan pertama tahun 2021 telah diseleksi sejumlah 92.715 judul dari target seluruhnya 110.000 judul (84,3%). Kegiatan seleksi pada tahun 2021 diprioritaskan pada bahan perpustakaan dengan subjek budaya, pariwisata, dan lingkungan hidup.
Lebih lanjut Riko menyatakan dukungan dan apresiasi kepada Perpusnas RI dalam hal pengembangan koleksi. "Kami jadi terbuka wawasannya, bahwa sesungguhnya Perpusnas ternyata care terhadap perpustakaan khusus. Perpustakaan Nasional milik seluruh masyarakat Indonesia, semua anggaran pengadaan untuk mensejahterakan masyarakat,” demikian penuturannya. Riko juga mendukung penuh program Perpusnas RI dengan ikut memperkenalkan koleksi e-resources Perpusnas RI kepada pemustaka di lingkup institusinya.
Sementara itu Utami lebih fokus pada koleksi Indonesiana dan koleksi e-resources. ”Koleksi Indonesiana harus tetap diteruskan (diadakan). Koleksi Indonesiana merupakan suatu ciri dan kebanggaan kita (bangsa) Indonesia,” tuturnya. Utami juga memberikan masukan agar diskusi tentang pengadaan e-resources perlu dikembangkan lagi. Menurutnya Perpusnas RI dan institusi lain pun perlu berjejaring, berbagi, dan bekerja sama dalam menemukan solusi terbaik atas pengadaan koleksi e-resources yang demikian kompleks adanya.
Sepanjang acara berlangsung, diskusi di antara seluruh peserta berjalan dengan sangat baik. Para peserta cukup aktif dalam mengajukan pertanyaan dan mengutarakan pendapatnya mengenai berbagai jenis bahan perpustakaan yang diseleksi dan yang akan diadakan oleh Perpusnas RI.
Beberapa hal menarik yang menjadi catatan adalah mengingatkan kembali mengenai upaya pengadaan bahan perpustakaan dari penulis individu yang bermukim di luar negeri dan bertemakan Indonesia. Koleksi Braille dan naskah kuno juga mendapat perhatian agar pengadaannya lebih dioptimalkan lagi dengan kualitas yang baik. Kompetensi pustakawan yang melakukan seleksi dan pengadaan bahan perpustakaan juga perlu ditingkatkan agar kegiatan tersebut mencapai hasil yang optimal, baik dari segi kuantitas maupun kualitas bahan perpustakaannya. Selanjutnya dengan seleksi dan pengadaan yang baik, diharapkan koleksi Perpusnas RI dapat lebih berkualitas dan memenuhi kebutuhan informasi pemustaka.
Penulis : Catur Fitri WidiyawatiSelasa, 23 November 2021 menjadi hari istimewa bagi Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan. Berdasarkan hasil Pengawasan Kearsipan Internal Tahun 2021 yang tertuang dalam Piagam Penghargaan Nomor : 1955/1/KTU.02.00/XI.2021, pengelolaan arsip internal Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan mendapatkan Kategori B “Baik” dengan nilai 68,71 dan ditetapkan sebagai Peringkat IV Unit Pengolah Kearsipan di Lingkungan Perpustakaan Nasional RI. Bertempat di ruang Direktur Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan, piagam penghargaan disampaikan langsung oleh Dewi Kartikasari selaku Kepala Sub Bagian TU Pimpinan, Kearsipan dan Protokol kepada Emyati Tangki Lembang selaku Direktur. Kegiatan pengawasan kearsipan internal ini dilaksanakan oleh Sub Bagian Tata Usaha Pimpinan, Kearsipan dan Protokol sebagai bagian dari pembinaan kearsipan dengan merujuk pada Perka ANRI Nomor 6 Tahun 2019 tentang Pengawasan Kearsipan. Pengawasan dilakukan terhadap 17 Unit Pengolah di lingkungan Perpustakaan Nasional, dimulai pada tanggal 18 Januari dan selesai pada tanggal 27 Januari 2021. Hasil pengawasan kearsipan internal ini telah diverifikasi oleh Tim Akreditasi ANRI secara langsung pada tanggal 13 Oktober 2021 bertempat di Hotel Ra Premiere Simatupang. Kompetensi sumber daya manusia kearsipan, jumlah pengelola, ketepatan pada aturan Tata Naskah Dinas, pemindahan arsip serta pemusnahan adalah sebagian dari poin-poin penilaian tim akreditasi. Hasil pengawasan internal menetapkan 6 (enam) Unit Pengolah di Lingkungan Perpustakaan Nasional mendapatkan Kategori BB “sangat Baik” untuk Peringkat I dan B “Baik” untuk Peringkat II sampai VI. Rekapitulasi nilai pengawasan menunjukkan Peringkat I diberikan kepada Biro Sumber Daya dan Umum dengan pencapaian nilai 80,00. Secara berurutan, Peringkat II hingga VI diberikan kepada Inspektorat, Direktorat Standardisasi dan Akreditasi, Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan, Pusat Pembinaan Pustakawan serta yang terakhir Pusat Preservasi dan Alih Media Bahan Perpustakaan. Expose hasil pengawasan internal oleh Unit Kearsipan I kepada seluruh pegawai diselenggarakan secara virtual melalui zoom meeting pada Selasa, 23 November 2021. Penghargaan terhadap pengelolaan kearsipan ini merupakan apresiasi Perpustakaan Nasional terhadap kinerja unit pengolah dalam menyelenggarakan tata kearsipan melalui manajemen yang baik, yakni dapat menjamin ketersediaan arsip yang memberikan kepuasan bagi pengguna (user) dan menjamin keselamatan arsip itu sendiri. Diharapkan pemberian penghargaan ini dapat menjadi penyemangat bagi unit pengolah lainnya di lingkungan Perpustakaan Nasional untuk selalu meningkatkan kinerja, kompetensi dan pada akhirnya mampu menjalin sinergi yang positif dengan semua unit pengolah demi kemajuan tata kelola kearsipan Perpustakaan Nasional.
Jakarta - Pemilihan Buku (Pustaka) Terbaik 2023 telah menunjuk dewan juri yang berasal dari berbagai kalangan yaitu akademisi, praktisi, pakar perpustakaan serta pakar bahasa. Setiap subjek pustaka dinilai oleh 5 dewan juri yang masing-masing terdiri dari 1 Pakar Perpustakaan, 3 akademisi dan praktisi, dan 1 Pakar Bahasa.Berikut ini adalah daftar dewan juri dari subjek pustaka ASEAN, Pemilihan Umum, Stunting dan Transformasi Digital :
Jakarta - Perpustakaan saat ini dihadapkan dengan berbagai sumber informasi yang berbeda untuk penggunaan format. Salah satu jenis bahan perpustakaan yang tersedia dalam berbagai format adalah serial. Terlepas dari format tersebut, serial merupakan salah satu sumber utama informasi untuk masyarakat di mana topik yang dibahas dalam serial biasanya mengenai isu terbaru atau yang paling mutakhir.Terdapat dua bentuk dari serial, yaitu cetak dan elektronik. Di masa sekarang ini, dapat terlihat penurunan pada penerbitan serial cetak dan peningkatan yang stabil pada penerbitan serial elektronik. Hal ini dikarenakan peran serial elektronik telah berkembang dengan cepat. Namun, sebenarnya serial cetak dan elektronik akan terus berdampingan. Buku Developing Library and Information Center Collection 5th Edition yang ditulis oleh G. Edward Evans dan Margaret Zarnosky Saponaro menuangkan beberapa pemikiran Evans tentang pengembangan koleksi, termasuk untuk koleksi serial cetak dan elektronik. Dalam buku tersebut, Evans dan Saponaro sudah memasukkan berbagai format bahan perpustakaan sesuai dengan perkembangan format penyajian sumber informasi dan perkembangan teknologi informasi.Dalam pembahasan ini, akan dibahas mengenai dua bentuk serial, yaitu cetak dan elektronik. Dalam bukunya, Evans (2005) menyebutkan seleksi serial berfokus pada tiga isu dasar, yaitu judul yang ada di koleksi, judul lain yang tidak ada di koleksi, dan judul yang baru diterbitkan. Serial elektronik memiliki unsur tambahan yang memerlukan pertimbangan dari kelompok judul, bukan pendekatan judul dengan judul. Pertimbangan lainnya yang juga penting dalam seleksi serial adalah bagaimana pemustaka mendapatkan akses ke informasi. Untuk itu pengemasan serial elektronik lebih rumit dan memerlukan lebih banyak sumber daya manusia.Ada tiga versi mengenai serial elektronik, yaitu versi dari judul baru, versi dari judul yang di konversi dari versi cetak, dan versi yang tersedia baik dalam media cetak maupun elektronik. Serial elektronik untuk format digital terdiri dari jurnal elektronik, jurnal online, jurnal digital, dan sumber daya yang masuk ke dalam semua versi elektronik. Kehadiran publikasi jurnal dalam bentuk elektronik online melalui internet menawarkan banyak kemudahan dan keuntungan, meskipun di sisi lain juga terdapat beberapa kesulitan atau kendala yang mungkin akan ditemukan di lapangan. Namun demikian, internet menawarkan biaya reproduksi dan diseminasi yang jauh lebih rendah daripada biaya percetakan. Selain itu latar belakang yang memunculkan jurnal elektronik adalah mahalnya percetakan jurnal, kemajuan teknologi komputer, dan meluasnya teknologi jaringan world wide web (www). Faktor ini yang mendorong jurnal dari cetak beralih ke elektronik. Melalui internet, pemustaka dapat mengakses artikel-artikel jurnal secara full-text atau abstraknya saja. Untuk pemustaka yang mengakses database dari jarak jauh, kemudahannya adalah pemustaka tidak perlu datang ke perpustakaan. Dengan demikian, jurnal dalam format elektronik online memungkinkan dapat diakses tanpa batas ruang dan waktu. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa database online memiliki dampak pada penggunaan perpustakaan terutama database yang dapat diakses melalui internet, di antaranya menunjukkan ketergantungan yang meningkat pada database online dan sumber daya elektronik, terutama ketika produk yang dimiliki oleh perpustakaan disediakan tanpa biaya. Selain itu pemustaka dapat mencetak artikel yang diambil secara online tanpa biaya pula, sedangkan pemustaka harus mengeluarkan biaya fotokopi artikel dari jurnal tercetak.Serial dapat berubah sewaktu-waktu, misalnya terjadi perubahan judul pada serial. Dari sudut pandang pengembangan koleksi, perubahan judul harus bisa diterima karena sangat mungkin terjadi perubahan yang signifikan dalam konten serial tersebut. Dengan begitu, selektor harus meninjau perubahan konten untuk menentukan apakah item tersebut masih sesuai untuk menjadi koleksi perpustakaan. Pemeriksaan secara berkala dari penerimaan serial oleh selektor merupakan metode yang baik untuk memeriksa perubahan yang terjadi.Dari segi penyimpanan, serial cetak memerlukan ruang penyimpanan yang besar. Untuk mengakses serial cetak biasanya memerlukan layanan pengindeksan dan abstrak yang ada pada serial tersebut. Sedangkan serial elektronik membutuhkan sumber daya untuk mengaksesnya, yang berarti perpustakaan harus menyediakan fasilitas dalam komputasi dan penyediaan sumber daya untuk pemustaka. Serial berlangganan (biasanya untuk serial elektronik) memerlukan pembaruan, tetapi sebagian besar vendor membuat proses perpanjangan secara otomatis sehingga staf pengembangan koleksi tidak perlu melakukan tindakan perpanjangan.Kriteria seleksi untuk pembelian secara online judul jurnal termasuk keunggulan jurnal dan penggunaan yang tinggi dari jurnal cetak, dalam hal ini bisa menjelaskan beberapa perbedaan dalam penggunaan antara keduanya. Penurunan penggunaan koleksi cetak disebabkan karena pemustaka lebih memilih untuk mengakses judul jurnal online. Pemustaka lebih suka mengakses database online dari jarak jauh. Penurunan penggunaan judul yang tersedia hanya pada versi cetak menunjukkan bahwa perpustakaan harus mengetahui kebutuhan pemustaka untuk mengevaluasi jurnal dan artikel yang berkualitas informasinya. Evaluasi ini dapat mendorong pemustaka untuk memilih artikel yang didasarkan pada kualitas, bukan dari kenyamanan. Selain itu, perpustakaan perlu untuk mempromosikan ketersediaan judul cetak, karena pemustaka mungkin berasumsi bahwa semua jurnal cetak yang dimiliki oleh perpustakaan juga tersedia secara online.Jurnal elektronik atau e-journal adalah jurnal yang segala aspeknya, mulai dari penyiapan, review, penerbitan, dan penyebaran, dilakukan secara elektronik. Isi antara jurnal cetak dengan jurnal elektronik pada esensinya adalah sama, hanya berbeda format penyajiannya. Baik jurnal elektronik maupun jurnal tercetak merupakan jurnal dalam cakupan terbitan berseri. Perbedaannya terletak pada media aksesnya. Jurnal cetak dalam bentuk tercetak berbahan baku kertas dan dibaca langsung, sedangkan jurnal elektronik berupa jurnal dalam bentuk digital dan untuk membacanya diperlukan akses internet terlebih dahulu. Perbedaan lainnya dari media pelayanan, antara jurnal dari bahan tercetak dan jurnal elektronik adalah dalam bentuk media penyimpanannya.Artikel jurnal ilmiah elektronik ada yang dapat diakses secara gratis oleh siapa saja tanpa melalui registrasi (login). Dalam bidang ilmu perpustakaan dan informasi terdapat beberapa jurnal elektronik yang dapat diunduh secara gratis dan pencariannya pun sangat cepat. Salah satu di antaranya adalah Information Research, LIBRES: Library and Information Science Research, Electronic Journal of Information Technology In Construction, Journal of the American Society for Information Science and Technology, Electronic Journal of Knowledge Management, Journal of Librarianship and Information Science. Akan tetapi tidak semua jurnal elektronik dapat diakses begitu saja meskipun informasi tentang isi artikel tersebut dipublikasi secara online, namun pada saat pengguna ingin mengunduh terdapat perintah harus mendaftar dengan mengisi formulir yang disediakan oleh pengelola jurnal dan pengakses tidak dapat secara langsung mendapatkan artikel tersebut karena harus menunggu jawaban (replay) dari pengelola jurnal dan belum tentu registrasi pengguna tersebut dinyatakan berhasil. Di samping itu tidak sedikit artikel jurnal elektronik yang diperjualbelikan (harus berlangganan) terutama jurnal yang dinilai bermutu dan mempunyai nilai bisnis yang tinggi oleh pengelola jurnal yang bersangkutan. Pemburu informasi yang memasuki zona ini terlebih dahulu harus login dengan memasukkan ID account dan password. Setelah itu pengguna diperkenankan mengakses sejumlah artikel dari puluhan bahkan raturan judul artikel yang tergabung dalam database tersebut. Database jurnal elektronik online seperti ini biasanya dipegang oleh suatu perusahan besar luar negeri, sedangkan di Indonesia hanya sebagai penjembatan. Di antara nama pemegang database jurnal elektronik online adalah ProQuest, EBSCO, Sciencedirect, American Chemical Society, American Physical Society, American Journal On-line, Oxford Journal, dan lain sebagainya.Penerbit komersial dalam waktu yang singkat melihat keniscayaan distribusi digital serta potensi moneter dan berinvestasi dalam mengembangkan platform untuk mendistribusikan jurnal versi elektronik dan distribusi artikel yang dibutuhkan dalam versi cetak. Masyarakat serta penerbit komersial sebagian besar mempertahankan pengaruh atas jurnal yang diterbitkan, baik versi certak maupun versi elektronik. Dengan distribusi digital, penerbit mulai menggolongkan peran pengarsipan dan pendistribusian jurnal ilmiah yang dipegang oleh perpustakaan. Efisiensi dari penerbitan elektronik dan distribusi digital membuka berbagai kemungkinan untuk berbagai jenis model penerbitan. Ada juga upaya penerbitan yang membuat versi digital dari ratusan jurnal, tersedia secara bebas melalui internet. Penerbitan jurnal melalui internet ini dikhawatirkan akan membawa dampak negatif, yaitu muncul banyak jurnal elektronik yang tidak melalui tinjauan, peer-reviewed, atau tidak ada penilaian mengenai layak tidaknya untuk diterbitkan sehingga akan banyak jurnal elektronik yang tidak memenuhi standar kualitas ilmiah atau standar intelektual secara umum.Sampai saat ini, jurnal merupakan satu produk akhir yang penting dari penelitian ilmiah. Jurnal memainkan peranan yang sangat penting dalam menciptakan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Pustakawan sebagai penyaji informasi harus melaksanakan kegiatan strategi digital untuk mengetahui perilaku pemustaka akan layanan informasi dari layanan jurnal elektronik. Strategi digital pada dasarnya adalah kegiatan strategi pemasaran dalam lingkup pengambilan keputusan, analisa kebutuhan pemustaka, dan kebijakan layanan yang dilaksanakan secara terpadu dengan menggunakan perangkat teknologi digital. Bagi perpustakaan yang melaksanakan layanan digital online seperti pemanfaatan jurnal elektronik, langkah strategi digital sangat diperlukan untuk mengetahui kemampuan dan kebutuhan antara pemustaka dan pustakawan sebagai pihak yang saling bergantung satu sama lain.Sebagian besar serial dalam versi elektronik tetap menjadi bayangan cermin dari versi cetak karena versi cetak masih ada yang mengikat versi elektronik dengan keterbatasannya. Namun demikian efisiensi dan kemudahan akses yang diberikan oleh distribusi digital dengan cepat dapat diadopsi. Dampak negatif jurnal online pada penggunaan judul jurnal hanya tersedia dalam versi cetak yang menawarkan pengguna dapat memercayakan kualitas untuk kenyamanan ketika memilih artikel jurnal. Terminologi jurnal itu sendiri apakah jurnal online, jurnal elektronik, ataupun jurnal digital pada prinsipnya adalah sama. Intinya adalah sebagai suatu hasil pengetahuan yang dilakukan secara empiris tentang gagasan-gagasan terbaru untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan yang berguna bagi masyarakat.
Berdasarkan Surat Edaran Nomor 3407/2/KPG.10.00/V.2020 tentang perubahan Surat Edaran Nomor 3250/2/KPG.10.00/IV/2020 tentang penyesuaian sistem kerja ASN dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19 di lingkungan Perpustakaan Nasional RI, maka pegawai yang memiliki tugas yang dapat dikerjakan di rumah, dapat menjalankan tugas kedinasan dengan bekerja di rumah.Pada 3 Juni 2020, Kelompok Pengelolaan dan Keamanan Data - Subdirektorat Deposit, telah melakukan penghimpunan metadata karya rekam digital tahun 2018 berupa Audio (MMI) sebanyak 400 cantuman. Penghimpunan metadata ini digunakan untuk perhitungan nilai asset karya rekam digital ke DJKN dan untuk dasar pengisian field pada aplikasi e-deposit. Detail metadadata asset yang telah dihimpun, telah diunggah ke google drive subdirektorat deposit.Kelompok Pengelolaan dan Keamanan Data juga tetap melakukan pengawasan dan uji coba terhadap pengembangan aplikasi e-deposit V.2 dan interoperabilitas aplikasi penghimpun konten web milik Perpustakaan Nasional dengan http://garuda.ristekbrin.go.id/ melalui API.
Pada tanggal 6 september 2018 tim pemantaun deposit Perpustakaan nasional RI terdiri dari Haryono dan wijiyanto melakukan pemantauan penerbit ke penerbit BPPT Press dijalah MH. Thamrin Jakarta. Tim Pemantauan Deposit diterima oleh Pustakawan Muda BPPT Bapak Indra. Secara umum penerbit BPPT Press dan penerbit lain seperti Jurnal-Jurnal Ilmiah yang diterbitkan organisasi dibawah lembaga BPPT telah melaksanakan UU No. 4 Tahun 1990 tetapi tidak tertib. Sebenarnya institusi BPPT telah memiliki pedoman penmghimpunan KCKR internal yang tertuang dalam Peraturan Kepala BPPT No. 116 Tahun 2013.
Jakarta – Senin, 16 Desember 2019 Subdirektorat Deposit Bahan Pustaka kembali mengadakan rapat pengintegrasian aplikasi Inlis dan e-Deposit di ruang rapat Kasubdir Deposit Salemba. Kegiatan ini adalah lanjutan dari rapat sebelumnya pada 13 Desember. Kegiatan yang dihadiri Kepala Subdirektorat Deposit Bahan Pustaka Sri Marganingsih ini juga dihadiri oleh Tatat Kurniawati, Ningrum Ekawati, Putra Achmad G, Abrar Nasbey, dan Jusa Junaedi.Kegiatan diawali oleh materi dari Ningrum. Ningrum menjelaskan E-Deposit akan melakukan insert data tabel ke inlis. Nanti akan ada tambahan tag 856 pada inlis. Mengenai user akan menggunakan NIP dan menggunakan user dari ID e-Deposit bukan dari Inlis. Untuk saat ini, nomor panggil menggunakan “DEP1912…”. Ini berguna dan perlu dilakukan agar dapat menampilkan preview file yang ada di tag 856 $a untuk koleksi eDeposit dan ada tanda di OPAC bahwa salah satu koleksi adalah koleksi eDepositPutra menanggapi bahwa ini memerlukan koordinasi dengan banyak pihak, bahkan memerlukan pertemuan kembali dengan mengundang pimpinan. Putra juga mengingatkan agar unit otomasi lebih concern terhadap proteksi sistem. Abrar menanggapi juga bahwa, “Agar lebih enak dan datanya rapih, pengerjaan integrasi termasuk penarikan data diserahkan kepada Putra. Namun memang effort-nya akan lebih besar.” Marganingsih juga menanggapi, “Otomasi harus mengerti dan membuat kebijakan mengenai proteksi data sistem.” Beliau juga mengatakan bahwa perlu ada inventarisasi tabel-tabel yang nantinya akan masuk ke Inlis. “Kedepan kita perlu melaporkan dan meminta arahan ke Deputi dengan menyertakan proposal sekaligus untuk nantinya mengundang pihak-pihak lain yang perlu diundang.” Jelas Maraganingsih.