Perpustakaan Nasional bekerjasama dengan Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta melaksanakan kegiatan;Temu Wicara Festival Mitra Deposit (tematik) : Pemilihan Film Favorit Remaja pada Hari Kamis, 8 November 2018 di Auditorium Soekarman Jl. Merdeka Selatan No 11 Jakarta Pusat. Bertindak sebagai narasumber pada kegiatan ini, Muhammad Syarif Bando selaku Kepala Perpustakaan Nasional RI, Saiful Mujab (KAKANWIL Kementerian Agama DKI Jakarta), Joko Krismiyanto (Ketua Pembina Yayasan Altu Kreatif). Pemilihan film favorit ini diikuti oleh 22 Madrasah Aliya Negeri (MAN) di wilayah DKI Jakarta. Kegiatan dimulai pukul 09.00 - 15.00 WIB.
;
Jakarta - Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) memberikan penghargaan kepada pelaksana serah simpan karya cetak dan karya rekam (KCKR) sesuai amanat dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, melalui kegiatan Pekan Penghargaan Tahun 2021, yang diselenggarakan pada Senin, 13 September 2021 di Gedung Layanan Perpustakaan Nasional, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 11, Jakarta Pusat. Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando dalam sambutannya mengatakan bahwa isi seluruh perpustakaan di dunia yang menjadi simbol kemajuan peradaban adalah apa yang diciptakan oleh penulis, pengarang, penerbit, dan musisi, yang dalam kesempatan ini oleh dewan juri telah dikategorikan sebagai terbaik. Meski demikian, esensinya adalah bahwa semua karya yang telah diciptakan adalah yang terbaik sesuai dengan kemanfaatannya bagi masyarakat, karena itu tugas Perpusnas adalah menghimpun, mengelola sedemikian rupa, mendayagunakan semaksimal mungkin, menganalisis seberapa banyak bahan bacaan yang tersedia, dan seberapa banyak yang dibutuhkan oleh masyarakat. Selanjutnya Syarif Bando menyampaikan bahwa semua tokoh yang dicatat dalam sejarah adalah orang-orang besar yang “bermain” dengan buku. Kekuatan sebuah bangsa, kekuatan setiap orang ada pada ilmunya. Ilmu pengetahuan yang dibukukan dinilai jauh lebih dahsyat daripada persenjataan. Satu peluru mampu menembus satu kepala tapi sejatinya menghancurkan jutaan nilai kemanusiaan, sebaliknya satu buku yang didigitalkan akan menembus jutaan kepala sekaligus menumbuhkan nilai kemanusiaan baru. Terdapat 10 jenis koleksi terbitan yang masuk dalam kategori penerima penghargaan tahun 2021, yaitu atlas/peta, buku/monograf, grey literature, laporan, buletin, majalah, jurnal, surat kabar, tabloid, dan karya rekam analog. Penghargaan untuk jenis koleksi atlas/peta diserahkan kepada Penerbit Indo Buwana dan Penerbit CV. Orion, sedangkan jenis koleksi buku/monograf, diberikan kepada Penerbit Ellunar Publisher, Penerbit Goresan Pena, Penerbit CV. Graha Pustaka, Penerbit Farha Pustaka, Penerbit Bhuana Ilmu Populer, dan Penerbit Ashyara Media Indonesia. Penghargaan untuk jenis koleksi grey literature diserahkan kepada STIKES Ngudia Husada Madura, Magister Terapan Kesehatan Program Pascasarjana Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang, dan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Selanjutnya penghargaan untuk jenis koleksi laporan diserahkan kepada Bank Indonesia, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Unit Statistik, Survei, dan Liaison. Kemudian untuk jenis koleksi buletin diserahkan kepada Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang dengan judul buletin Cakra Samodra, dan buletin Energia Weekly dari PT. Pertama (Persero) Corporate Communication-Corporate Secretary. Penghargaan untuk jenis koleksi majalah diserahkan kepada Penerbit PT. Aspirasi Pemuda dengan judul majalah Ayahbunda, Penerbit Gaya Favorit Press dengan judul majalah Femina, Bagian Pemberitaan Sekretariat Jenderal DPR RI dengan judul majalah Parlementaria, dan Penerbit PT. Mangle Panglipur dengan judul majalah Mangle. Sementara itu penghargaan untuk jenis koleksi jurnal diberikan kepada Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IV Jawa Barat dan Banten dengan judul jurnal Ekono Insentif, Universitas Padjajaran dengan judul jurnal Dharmakarya, dan Universitas Pertahanan dengan judul jurnal Pertahanan dan Bela Negara. Sedangkan penghargaan untuk jenis koleksi surat kabar diberikan kepada Penerbit PT. Aksara Dinamika Jogja dengan judul surat kabar Harian Jogja, dan Penerbit PT. Media Investor Indonesia dengan judul surat kabar Investor Daily Indonesia. Penghargaan untuk jenis koleksi tabloid diserahkan kepada Yayasan Penerbit "Galura" Bandung dengan judul tabloid Galura dan Penerbit PT. Duta Karya Swasta dengan judul tabloid Sinar Tani. Terakhir, penghargaan untuk jenis koleksi karya rekam analog diserahkan kepada Produsen Karya Rekam Armico, Produsen Karya Rekam PT. Multimedika Digital Indonesia, dan Produsen Karya Rekam Yayasan Kebudayaan Rancage. Pekan Penghargaan Tahun 2021 juga diisi talk show dengan tema “Budaya dalam Karya”. Kegiatan talk show ini menghadirkan narasumber dari salah satu pemenang Buku Terbaik Tahun 2021 subjek pantun, Achmad Fahrodji dan pemenang Audio Terbaik Tahun 2021, Ismet Ruhimat (Sambasunda), serta narasumber dari Perpusnas yaitu Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Ofy Sofiana. Achmad mengatakan bahwa dengan mengumpulkan sastrawan milenial yang disebut angkatan milenial, diharapkan agar seluruh karya sastra dinikmati kembali oleh milenial termasuk pantun sehingga ada semacam roh perjuangan. Sementara itu Ismet menyampaikan bahwa potensi milenial-milenial saat ini sangat memungkinkan untuk ditumbuhkembangkan dan Perpusnas memberikan sebuah peluang dan ruang yang besar untuk prestasi-prestasi budaya itu karena jendelanya ada di Perpusnas. Selanjutnya Isnet menambahkan bahwa saat ini generasi muda di Jawa Barat yang mencintai tradisional semakin banyak dan patut diinformasikan bahwa di Jawa Barat banyak komunitas milenial yang telah membuat berbagai festival. Meskipun situasi festival di Jawa Barat tidak sedahsyat dan sebesar di dalam festival-festival tingkat nasional, akan tetapi mimpi-mimpi mereka sudah banyak yang terwujud. Sementara itu Ofy mengatakan bahwa pelaksanaan pemberian penghargaan ini adalah salah satu mandat yang diemban oleh Perpusnas sebagai wakil Pemerintah, karena Pemerintah wajib melestarikan aset bangsa. Semua aset bangsa tersebut dikelola oleh Perpusnas sebagai jejak telusur kelak dan semua koleksi yang tersimpan di Perpusnas pun akan lestari. Apabila terjadi kerusakan pada koleksi, kita masih mempunyai pemeliharaan karena yang terpenting kontennya itu tetap lestari dan bisa menjadi aset budaya bangsa yang bisa dipelajari oleh generasi berikutnya. Pekan penghargaan ini merupakan bentuk perhatian Pemerintah bahwa Pemerintah hadir untuk memberikan apresiasi, memperhatikan, dan juga mengelola seluruh karya budaya yang ada di Indonesia. Dengan demikian, diharapkan semua karya yang ada tersebut dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.
Terkait Surat Edaran Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional RI Nomor 2866/2/KPG.10.00/III.2020 tentang perubahan atas Surat Edaran Sekretaris Utama Nomor. 2731/2/KPG.10.00/III.2020 tentang penyesuaian sistem kerja ASN dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di lingkungan Perpustakaan Nasional RI, maka pegawai yang memiliki tugas yang dapat dikerjakan di rumah, dapat menjalankan tugas kedinasan dengan bekerja di rumah.Pada 2 April 2020, Kelompok Pengelolaan dan Keamanan Data - Subdirektorat Deposit, telah melakukan penghimpunan metadata karya rekam digital tahun 2018 berupa surat kabar sebanyak 700 cantuman. Penghimpunan metadata ini digunakan untuk perhitungan nilai asset karya rekam digital ke DJKN dan untuk dasar pengisian field pada aplikasi e-deposit. Detail metadadata asset yang telah dihimpun, telah diunggah ke google drive subdirektorat depositKelompok Pengelolaan dan Keamanan Data juga tetap melakukan pengawasan dan uji coba terhadap pengembangan aplikasi e-deposit V.2 dan interoperabilitas aplikasi penghimpun konten web milik Perpustakaan Nasional dengan http://garuda.ristekbrin.go.id/ melalui API.
Jakarta - Perpustakaan saat ini dihadapkan dengan berbagai sumber informasi yang berbeda untuk penggunaan format. Salah satu jenis bahan perpustakaan yang tersedia dalam berbagai format adalah serial. Terlepas dari format tersebut, serial merupakan salah satu sumber utama informasi untuk masyarakat di mana topik yang dibahas dalam serial biasanya mengenai isu terbaru atau yang paling mutakhir.Terdapat dua bentuk dari serial, yaitu cetak dan elektronik. Di masa sekarang ini, dapat terlihat penurunan pada penerbitan serial cetak dan peningkatan yang stabil pada penerbitan serial elektronik. Hal ini dikarenakan peran serial elektronik telah berkembang dengan cepat. Namun, sebenarnya serial cetak dan elektronik akan terus berdampingan. Buku Developing Library and Information Center Collection 5th Edition yang ditulis oleh G. Edward Evans dan Margaret Zarnosky Saponaro menuangkan beberapa pemikiran Evans tentang pengembangan koleksi, termasuk untuk koleksi serial cetak dan elektronik. Dalam buku tersebut, Evans dan Saponaro sudah memasukkan berbagai format bahan perpustakaan sesuai dengan perkembangan format penyajian sumber informasi dan perkembangan teknologi informasi.Dalam pembahasan ini, akan dibahas mengenai dua bentuk serial, yaitu cetak dan elektronik. Dalam bukunya, Evans (2005) menyebutkan seleksi serial berfokus pada tiga isu dasar, yaitu judul yang ada di koleksi, judul lain yang tidak ada di koleksi, dan judul yang baru diterbitkan. Serial elektronik memiliki unsur tambahan yang memerlukan pertimbangan dari kelompok judul, bukan pendekatan judul dengan judul. Pertimbangan lainnya yang juga penting dalam seleksi serial adalah bagaimana pemustaka mendapatkan akses ke informasi. Untuk itu pengemasan serial elektronik lebih rumit dan memerlukan lebih banyak sumber daya manusia.Ada tiga versi mengenai serial elektronik, yaitu versi dari judul baru, versi dari judul yang di konversi dari versi cetak, dan versi yang tersedia baik dalam media cetak maupun elektronik. Serial elektronik untuk format digital terdiri dari jurnal elektronik, jurnal online, jurnal digital, dan sumber daya yang masuk ke dalam semua versi elektronik. Kehadiran publikasi jurnal dalam bentuk elektronik online melalui internet menawarkan banyak kemudahan dan keuntungan, meskipun di sisi lain juga terdapat beberapa kesulitan atau kendala yang mungkin akan ditemukan di lapangan. Namun demikian, internet menawarkan biaya reproduksi dan diseminasi yang jauh lebih rendah daripada biaya percetakan. Selain itu latar belakang yang memunculkan jurnal elektronik adalah mahalnya percetakan jurnal, kemajuan teknologi komputer, dan meluasnya teknologi jaringan world wide web (www). Faktor ini yang mendorong jurnal dari cetak beralih ke elektronik. Melalui internet, pemustaka dapat mengakses artikel-artikel jurnal secara full-text atau abstraknya saja. Untuk pemustaka yang mengakses database dari jarak jauh, kemudahannya adalah pemustaka tidak perlu datang ke perpustakaan. Dengan demikian, jurnal dalam format elektronik online memungkinkan dapat diakses tanpa batas ruang dan waktu. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa database online memiliki dampak pada penggunaan perpustakaan terutama database yang dapat diakses melalui internet, di antaranya menunjukkan ketergantungan yang meningkat pada database online dan sumber daya elektronik, terutama ketika produk yang dimiliki oleh perpustakaan disediakan tanpa biaya. Selain itu pemustaka dapat mencetak artikel yang diambil secara online tanpa biaya pula, sedangkan pemustaka harus mengeluarkan biaya fotokopi artikel dari jurnal tercetak.Serial dapat berubah sewaktu-waktu, misalnya terjadi perubahan judul pada serial. Dari sudut pandang pengembangan koleksi, perubahan judul harus bisa diterima karena sangat mungkin terjadi perubahan yang signifikan dalam konten serial tersebut. Dengan begitu, selektor harus meninjau perubahan konten untuk menentukan apakah item tersebut masih sesuai untuk menjadi koleksi perpustakaan. Pemeriksaan secara berkala dari penerimaan serial oleh selektor merupakan metode yang baik untuk memeriksa perubahan yang terjadi.Dari segi penyimpanan, serial cetak memerlukan ruang penyimpanan yang besar. Untuk mengakses serial cetak biasanya memerlukan layanan pengindeksan dan abstrak yang ada pada serial tersebut. Sedangkan serial elektronik membutuhkan sumber daya untuk mengaksesnya, yang berarti perpustakaan harus menyediakan fasilitas dalam komputasi dan penyediaan sumber daya untuk pemustaka. Serial berlangganan (biasanya untuk serial elektronik) memerlukan pembaruan, tetapi sebagian besar vendor membuat proses perpanjangan secara otomatis sehingga staf pengembangan koleksi tidak perlu melakukan tindakan perpanjangan.Kriteria seleksi untuk pembelian secara online judul jurnal termasuk keunggulan jurnal dan penggunaan yang tinggi dari jurnal cetak, dalam hal ini bisa menjelaskan beberapa perbedaan dalam penggunaan antara keduanya. Penurunan penggunaan koleksi cetak disebabkan karena pemustaka lebih memilih untuk mengakses judul jurnal online. Pemustaka lebih suka mengakses database online dari jarak jauh. Penurunan penggunaan judul yang tersedia hanya pada versi cetak menunjukkan bahwa perpustakaan harus mengetahui kebutuhan pemustaka untuk mengevaluasi jurnal dan artikel yang berkualitas informasinya. Evaluasi ini dapat mendorong pemustaka untuk memilih artikel yang didasarkan pada kualitas, bukan dari kenyamanan. Selain itu, perpustakaan perlu untuk mempromosikan ketersediaan judul cetak, karena pemustaka mungkin berasumsi bahwa semua jurnal cetak yang dimiliki oleh perpustakaan juga tersedia secara online.Jurnal elektronik atau e-journal adalah jurnal yang segala aspeknya, mulai dari penyiapan, review, penerbitan, dan penyebaran, dilakukan secara elektronik. Isi antara jurnal cetak dengan jurnal elektronik pada esensinya adalah sama, hanya berbeda format penyajiannya. Baik jurnal elektronik maupun jurnal tercetak merupakan jurnal dalam cakupan terbitan berseri. Perbedaannya terletak pada media aksesnya. Jurnal cetak dalam bentuk tercetak berbahan baku kertas dan dibaca langsung, sedangkan jurnal elektronik berupa jurnal dalam bentuk digital dan untuk membacanya diperlukan akses internet terlebih dahulu. Perbedaan lainnya dari media pelayanan, antara jurnal dari bahan tercetak dan jurnal elektronik adalah dalam bentuk media penyimpanannya.Artikel jurnal ilmiah elektronik ada yang dapat diakses secara gratis oleh siapa saja tanpa melalui registrasi (login). Dalam bidang ilmu perpustakaan dan informasi terdapat beberapa jurnal elektronik yang dapat diunduh secara gratis dan pencariannya pun sangat cepat. Salah satu di antaranya adalah Information Research, LIBRES: Library and Information Science Research, Electronic Journal of Information Technology In Construction, Journal of the American Society for Information Science and Technology, Electronic Journal of Knowledge Management, Journal of Librarianship and Information Science. Akan tetapi tidak semua jurnal elektronik dapat diakses begitu saja meskipun informasi tentang isi artikel tersebut dipublikasi secara online, namun pada saat pengguna ingin mengunduh terdapat perintah harus mendaftar dengan mengisi formulir yang disediakan oleh pengelola jurnal dan pengakses tidak dapat secara langsung mendapatkan artikel tersebut karena harus menunggu jawaban (replay) dari pengelola jurnal dan belum tentu registrasi pengguna tersebut dinyatakan berhasil. Di samping itu tidak sedikit artikel jurnal elektronik yang diperjualbelikan (harus berlangganan) terutama jurnal yang dinilai bermutu dan mempunyai nilai bisnis yang tinggi oleh pengelola jurnal yang bersangkutan. Pemburu informasi yang memasuki zona ini terlebih dahulu harus login dengan memasukkan ID account dan password. Setelah itu pengguna diperkenankan mengakses sejumlah artikel dari puluhan bahkan raturan judul artikel yang tergabung dalam database tersebut. Database jurnal elektronik online seperti ini biasanya dipegang oleh suatu perusahan besar luar negeri, sedangkan di Indonesia hanya sebagai penjembatan. Di antara nama pemegang database jurnal elektronik online adalah ProQuest, EBSCO, Sciencedirect, American Chemical Society, American Physical Society, American Journal On-line, Oxford Journal, dan lain sebagainya.Penerbit komersial dalam waktu yang singkat melihat keniscayaan distribusi digital serta potensi moneter dan berinvestasi dalam mengembangkan platform untuk mendistribusikan jurnal versi elektronik dan distribusi artikel yang dibutuhkan dalam versi cetak. Masyarakat serta penerbit komersial sebagian besar mempertahankan pengaruh atas jurnal yang diterbitkan, baik versi certak maupun versi elektronik. Dengan distribusi digital, penerbit mulai menggolongkan peran pengarsipan dan pendistribusian jurnal ilmiah yang dipegang oleh perpustakaan. Efisiensi dari penerbitan elektronik dan distribusi digital membuka berbagai kemungkinan untuk berbagai jenis model penerbitan. Ada juga upaya penerbitan yang membuat versi digital dari ratusan jurnal, tersedia secara bebas melalui internet. Penerbitan jurnal melalui internet ini dikhawatirkan akan membawa dampak negatif, yaitu muncul banyak jurnal elektronik yang tidak melalui tinjauan, peer-reviewed, atau tidak ada penilaian mengenai layak tidaknya untuk diterbitkan sehingga akan banyak jurnal elektronik yang tidak memenuhi standar kualitas ilmiah atau standar intelektual secara umum.Sampai saat ini, jurnal merupakan satu produk akhir yang penting dari penelitian ilmiah. Jurnal memainkan peranan yang sangat penting dalam menciptakan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Pustakawan sebagai penyaji informasi harus melaksanakan kegiatan strategi digital untuk mengetahui perilaku pemustaka akan layanan informasi dari layanan jurnal elektronik. Strategi digital pada dasarnya adalah kegiatan strategi pemasaran dalam lingkup pengambilan keputusan, analisa kebutuhan pemustaka, dan kebijakan layanan yang dilaksanakan secara terpadu dengan menggunakan perangkat teknologi digital. Bagi perpustakaan yang melaksanakan layanan digital online seperti pemanfaatan jurnal elektronik, langkah strategi digital sangat diperlukan untuk mengetahui kemampuan dan kebutuhan antara pemustaka dan pustakawan sebagai pihak yang saling bergantung satu sama lain.Sebagian besar serial dalam versi elektronik tetap menjadi bayangan cermin dari versi cetak karena versi cetak masih ada yang mengikat versi elektronik dengan keterbatasannya. Namun demikian efisiensi dan kemudahan akses yang diberikan oleh distribusi digital dengan cepat dapat diadopsi. Dampak negatif jurnal online pada penggunaan judul jurnal hanya tersedia dalam versi cetak yang menawarkan pengguna dapat memercayakan kualitas untuk kenyamanan ketika memilih artikel jurnal. Terminologi jurnal itu sendiri apakah jurnal online, jurnal elektronik, ataupun jurnal digital pada prinsipnya adalah sama. Intinya adalah sebagai suatu hasil pengetahuan yang dilakukan secara empiris tentang gagasan-gagasan terbaru untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan yang berguna bagi masyarakat.
Jakarta – Menurut WHO (2015), stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang diumumkan oleh BKKBN pada Rapat Kerja Nasional BKKBN Rabu (25/1), prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2022 adalah 21,6%. Dalam forum tersebut, Presiden Joko Widodo menargetkan prevalensi stunting turun menjadi 14% pada 2024. Pada tahun 2023 ini, Perpustakaan Nasional melalui Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan menyelenggarakan kegiatan Pemilihan Buku (Pustaka) Terbaik dengan salah satu subjek pustakanya adalah stunting. Bertempat di ruang rapat Lantai 8E Perpustakaan Nasional Salemba, pada Kamis 8 Juni 2023 telah dilaksanakan rapat koordinasi antara panitia dan juri. Adapun juri penilaian subjek pustaka stunting yang hadir secara onsite adalah Sri Sularsih (Pakar Perpustakaan), Eko Marini (Badan Bahasa), dan Herni Susanti (F.Kep. UI). Sedangkan juri yang hadir secara online adalah Adang Bachtiar (FKM UI) dan Irma Ardiana (BKKBN). Selain juri, hadir pula satu Pustakawan Utama Perpustakaan Nasional yaitu Ibu Maria Sobon selaku pendamping juri. Pada rapat tersebut, telah diseleksi sejumlah 69 judul buku bertema stunting menjadi 37 judul. Selanjutnya buku akan didistribusikan ke juri untuk dinilai secara lebih mendalam berdasarkan aspek dan bobot penilaian yang telah disepakati.
Buku adalah jendela dunia, ungkapan bijak yang benar adanya. Membaca buku memperluas wawasan kita dan dapat mengubah pola pikir menjadi lebih luas dan terbuka terhadap perkembangan zaman sehingga mampu menelurkan ide-ide serta inovasi baru. Melalui buku pula, kita dapat berbagi cerita dan inspirasi. Begitu kiranya yang telah dilakukan oleh Neng Dara Affiah dalam karyanya ;Potret Perempuan Muslim Progresif Indonesia; dan ;Islam, Kepemimpinan Perempuan, dan Seksualitas;.Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu, 17 Januari 2018 di Gedung Perpustakaan Nasional, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 11 Jakarta.
Terkait Surat Edaran Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional RI Nomor 2866/2/KPG.10.00/III.2020 tentang perubahan atas Surat Edaran Sekretaris Utama Nomor. 2731/2/KPG.10.00/III.2020 tentang penyesuaian sistem kerja ASN dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di lingkungan Perpustakaan Nasional RI, maka pegawai yang memiliki tugas yang dapat dikerjakan di rumah, dapat menjalankan tugas kedinasan dengan bekerja di rumah.Pada 20 April 2020, Kelompok Pengelolaan dan Keamanan Data - Subdirektorat Deposit, telah melakukan penghimpunan metadata karya rekam digital tahun 2018 berupa Audio (MMI) sebanyak 700 cantuman. Penghimpunan metadata ini digunakan untuk perhitungan nilai asset karya rekam digital ke DJKN dan untuk dasar pengisian field pada aplikasi e-deposit. Detail metadadata asset yang telah dihimpun, telah diunggah ke google drive subdirektorat depositKelompok Pengelolaan dan Keamanan Data juga tetap melakukan pengawasan dan uji coba terhadap pengembangan aplikasi e-deposit V.2 dan interoperabilitas aplikasi penghimpun konten web milik Perpustakaan Nasional dengan http://garuda.ristekbrin.go.id/ melalui API.