Everyday Life [REKAMAN SUARA]

Resensi musik, musik pop, album

Deskripsi

DATA BIBLIOGRAFIS


Judul Album

:

Everyday Life

Pengarang

:

Coldplay

Format

:

Piringan hitam

Penerbitan

:

London : Parlophone Records, 2019

Deskripsi Fisik

:

2 piringan hitam : analog, 33 1/3 rpm, stereo ; 12 inci

No. Panggil

:

781.66 COL e

Subjek

:

Musik rock



Pop, british rock| 16 lagu | 52 Menit.

Dapat diakses di Layanan Audio Visual Lantai 8, Perpusnas Medan Merdeka Selatan



RESENSI


Setelah menelurkan album pop-rock laris di tahun 2015 berjudul A Head Full of Dreams yang kental dengan nuansa gembira ria dan ingar bingar, kali ini Coldplay merilis album kedelapan mereka dalam format double album berjudul Everyday Life.


Bisa dibilang ini album yang cukup eklektif dari sisi musikal maupun tema lirik yang diusung. Dari sisi musikal, gospel, blues, rock, akustik, serta sound footage yang sengaja ditampilkan di beberapa lagu untuk menyesuaikan konsep album yang berbicara tentang kehidupan sehari-hari. Sedangkan dari sisi lirik, kita akan menemui berbagai lagu tentang kepercayaan, perang, bencana, isu ras, dan hubungan manusia dengan orang di sekitarnya.


Disambut oleh track pertama berjudul "Sunrise" yang sangat sinematik dengan permainan string section panjang dan dramatik, didominasi oleh violin yang meliuk-liuk.

Church” terdengar sebagai sidik jari warna musik lama Coldplay dengan aransemen bassline, riff gitar, dan synth yang atmosferik. Lagu ini menjadi salah satu lagu dengan tema kepercayaan.


Trouble in Town” beraransemen psikedelia berbicara tentang imigran yang tinggal di negeri Barat dan menerima perilaku diskriminatif. Sound footage polisi bernada diskriminatif terdengar di lagu ini.


Broken” juga merupakan nomor dengan tema kepercayaan. Aura blues-gospel kental diramu di lagu ini. Choir gereja berpadu indah bersama suara Chris Martin.


Daddy" yang bercerita tentang seorang anak yang mencari dan membutuhkan ayahnya. Diaransemen lembut khas Coldplay: dentingan piano, suara drum yang menyerupai dentuman jantung, dan diisi gitar akustik dan glockenspiel secara ringan.

Everyday Life bisa dibilang sebagai pernyataan paling politis Coldpay hingga saat ini. Menyinggung kontrol senjata api Di Amerika Serikat yang dikemas secara sinis melalui "Guns", menguraikan krisis pengungsi global dengan lagu yang justru dikemas ceria melalui “Orphans.”


Coldplay mengajak kolaborasi dengan artis dari berbagai belahan dunia agar konsep sekelumit kehidupan sehari-hari dalam cakupan global terwakilkan di sana. Menghadirkan penyair asal Pakistan dan Iran, suara Femi Kuti, Tiwa Savage dan Alice Coltrane, serta paduan suara gereja dari Nigeria.


Sebuah album yang cukup pantas dibanggakan bagi band asal Inggris ini. Kedalaman musikal dan tema lirik membuat album ini begitu kaya akan nuansa dan pesan, dari sedih, gembira, marah, dan ketidakadilan situasi sosial politik lainnya. Dirangkum dengan estetika yang jenial dari Coldpay.



Penulis & desainer:

Umbara Purwacaraka - Pustakawan Ahli Muda, Perpusnas RI

Informasi Tambahan

Pengarang Coldplay
Penerbit Parlophone Records
Tahun Terbit 2019
Edisi -
Kota London
Lembar Kerja
Kategori Literatur Sekunder

oleh Umbara Purwacaraka, S.Ikom. ()