Pengumuman

Kegiatan Pemantauan Tahun 2023 terhadap Pelaksana Serah
Penulis : Atika Indana Zulfa ()
Editor : Gibran Bima Ghafara ()
Pengumuman Pemilihan Buku (Pustaka) Terbaik 2023
Penulis : Dinda Ayu Sumanti ()
Editor : Suci Indrawati Irwan ()
Frequently Asked Questions (FAQ) Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan
Penulis : Farid Nur Fadillah ()
Editor : Admin ()

Statistik Data

Penerimaan KCKR

Tahun Karya Cetak Karya Rekam Analog Karya Rekam Digital

Karya Cetak

Kategori Total

Karya Rekam Analog

Kategori Total

Karya Rekam Digital

Kategori Total

Berita Terkini

Pemenang Pemilihan Buku (Pustaka) Terbaik Tahun 2023 Subjek Pemilihan Umum

Jakarta - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) melalui Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan (DDPKP) kembali menyelenggarakan acara Pekan Penghargaan Tahun 2023 yang berlangsung selama 2 hari, yakni 6 dan 7 September 2023. Bertempat di Gedung Gedung Layanan Perpustakaan Nasional, Jl. Medan Merdeka Selatan Nomor 11, Jakarta Pusat, acara tahunan ini diselenggarakan sebagai bentuk apresiasi terhadap kepatuhan pelaksana serah yakni Penerbit dan Produser Karya Rekam sekaligus kepada para penulis yang menghasilkan karya terbaik dan berkualitas.Ketua Kelompok Pengelolaan Koleksi Hasil Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam Tatat Kurniawati dalam laporannya menyatakan, bahwa dasar pelaksanaan kegiatan Pekan Penghargaan Tahun 2023 adalah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam. Perpusnas akan memberikan penghargaan kepada Penerbit dan Produsen Karya Rekam yang melaksanakan kewajiban sesuai dengan ketentuan Undang-Undang sekaligus memberikan penghargaan kepada masyarakat yang berperan serta dalam mendukung kewajiban serah simpan.Emyati Tangke Lembang selaku Direktur Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan dalam sambutannya menyatakan, bahwa penghargaan ini diselenggarakan untuk memberikan motivasi kepada para penulis untuk menghasilkan karya terbaik dan berkualitas serta memacu  kepatuhan Penerbit dan Produser Karya Rekam dalam melaksanakan ketentuan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2018. Acara Pemilihan Buku (Pustaka) Terbaik Tahun 2023 yang diselenggarakan dihari kedua, 7 September 2023, menjadi hari bersejarah bagi para penulis yang karyanya telah dipilih oleh dewan juri sebagai pemenang. Proses pemilihan ini telah melalui serangkaian penilaian dan rapat pembahasan oleh dewan juri yang berkompeten dibidangnya, sesuai dengan tema subjek pustaka yang telah ditetapkan.  Subjek pustaka Pemilihan Umum memiliki 40 judul buku terpilih dari penyaringan awal. Berdasarkan penilaian dan rapat dewan juri ditetapkan 6 (enam) orang sebagai pemenang sebagaimana tertuang dalam Berita Acara Penilaian tertanggal 31 Juli 2023. Berikut Pemenang Penghargaan Buku (Pustaka) Terbaik Tahun 2023. ▪  Terbaik 1Pembatasan hak pilih warga negara karya Khairul Fahmi▪  Terbaik 2Ambang batas pemilu : pertarungan partai politik dan pudarnya ideologi di Indonesia karya Ridho Al Hamdi▪  Terbaik 3Pemilukada : optimalisasi sentra gakkumdu dan peran polri dalam penyelenggaraan pemilu yang efektif dan demokratis karya Leonardus H. Simarmata▪  Terbaik 4Sisi lain Pilkada : memahami kontestasi politik dari sudut praktis karya Asrinaldi▪  Terbaik 5Asal-usul manajemen pemilu Indonesia karya Viryan Azis▪  Terbaik 6    Dinamika pengawasan pemilu karya Ruslan HusenAtas prestasi tersebut, para pemenang berhak mendapatkan piagam penghargaan dan uang pembinaan. Hadir secara langsung saat acara, Bapak Khairul Fahmi sebagai Terbaik 1, Bapak Ridho Al Hamdi sebagai Terbaik 2, dan Ibu Dina mewakili Bapak Viryan Azis sebagai Terbaik 5. Sedangkan secara daring telah hadir Bapak Leonardus H. Simarmata sebagai Terbaik 3, Bapak Asrinaldi sebagai Terbaik 4, dan Bapak Ruslan Husen sebagai Terbaik 6.Sekali lagi kami ucapkan selamat kepada Bapak/Ibu pemenang atas prestasi yang telah dicapai. Semoga apresiasi ini dapat menjadi penyemangat untuk menghasilkan lebih banyak lagi karya-karya yang inspiratif dan bermanfaat untuk membangun masyarakat Indonesia berliterasi. Diharapkan Pemilihan Buku (Pustaka) Terbaik ini juga menjadi pemantik semangat bagi penulis lainnya untuk tetap berkarya menelurkan yang terbaik.Buku sebagai karya tercetak mampu menemani manusia bertumbuh kembang dan mengenal abjad sebagai wujud peradaban. Memahami kata demi kata, untaian kalimat yang tak terhingga saat menjadi paragraf penuh makna adalah rangkaian pembelajaran yang tidak pernah berakhir. Terima kasih telah berbagi cerita, inspirasi, gagasan, pengetahuan, wahai penulis :) Salam sehat. Salam literasi.

Penulis : Catur Fitri Widiyawati ()
Editor : Gibran Bima Ghafara ()
Perpustakaan Nasional memberikan Penghargaan Buku (Pustaka) Terbaik dan Penghargaan Mitra Perpustakaan Nasional pada Pekan Penghargaan Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (KCKR) Tahun 2023

Jakarta - Perpustakaan Nasional RI kembali menyelenggarakan Pekan Penghargaan Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (KCKR) Tahun 2023 yang diselenggarakan pada hari Rabu dan Kamis, 6-7 September 2023, di Gedung Layanan Perpustakaan Nasional, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 11, Jakarta Pusat. Pada hari kedua pelaksanaan Pekan Penghargaan Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (KCKR) Tahun 2023, Perpustakaan Nasional memberikan Penghargaan Buku (Pustaka) Terbaik kepada 32 (tiga puluh dua) penulis terbaik dengan 4 (empat) subjek pustaka yaitu ASEAN, Pemilihan Umum, Stunting dan Transformasi Digital,  Serta Penghargaan Mitra Perpustakaan Nasional Tahun 2023 kepada 3 (tiga) tokoh masyarakat dan Kementerian/Lembaga yang telah mendukung pelaksanaan Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam.Penghargaan Buku (Pustaka) Terbaik subjek pustaka ASEAN, untuk terbaik pertama diberikan kepada Faris Al-Fadhat dengan judul buku Ekonomi Politik Jepang di Asia Tenggara: Dominasi dan Kontestasi Aktor-Aktor Domestik, terbaik kedua diberikan kepada Ida Kurnia dengan judul buku Aspek Nasional dan Internasional Pemanfaatan Surplus Perikanan di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, terbaik ketiga diberikan kepada Poltak Partogi Nainggolan dengan judul buku ASEAN, Quo Vadis? : Perdagangan Bebas, Konflik Laut China Selatan, dan Konflik Domestik sebagai Batu Ujian, terbaik keempat diberikan kepada Beginda Pakpahan dengan judul buku Indonesia, ASEAN, & Ketidakpastian Hubungan Internasional, terbaik kelima diberikan kepada Jawahir Thontowi dengan judul buku Perjanjian Internasional dan HAM: Dalam Konstitusi Negara-Negara ASEAN serta terbaik keenam diberikan kepada Rendi Prayuda dan Syafri Harto dengan judul buku ASEAN dan Kejahatan Transnasional Narkotika: Problematika, Dinamika, dan Tantangan.Penghargaan Buku (Pustaka) Terbaik subjek pustaka Pemilihan Umum, untuk terbaik pertama diberikan kepada Khairul Fahmi dengan judul buku Pembatasan Hak Pilih Warga Negara, terbaik kedua diberikan kepada Ridho Al-Hamdi  dengan judul buku Ambang Batas Pemilu: Pertarungan Partai Politik dan Pudarnya Ideologi di Indonesia, terbaik ketiga diberikan kepada Leonardus H. Simarmata dengan judul buku Pemilukada: Optimalisasi Sentra Gakkumdu dan Peran Polri dalam Penyelenggaraan Pemilu yang Efektif dan Demokratis, terbaik keempat diberikan kepada Asrinaldi dengan judul buku Sisi lain Pilkada: Memahami Kontestasi Politik dari Sudut Praktis, terbaik kelima diberikan kepada Viryan Azis dengan judul buku Asal-Usul Manajemen Pemilu Indonesia serta terbaik keenam diberikan kepada Ruslan Husen dengan judul buku Dinamika Pengawasan Pemilu.Penghargaan Buku (Pustaka) Terbaik subjek pustaka Stunting, untuk terbaik pertama diberikan kepada Tria Astika Endah Permatasari dengan judul buku Pencegahan Stunting Pada Balita Melalui Perbaikan Gizi dan Sanitasi: Integrasi Intervensi Gizi Spesifik dan Sensitif, terbaik kedua diberikan kepada La Ode Syaiful Islamy Hisanuddin, Rininta Andriani, dan La Ode Farid Akhyar Hisanuddin, dengan judul buku Konvergensi Kebijakan Penanggulangan Stunting, terbaik ketiga diberikan kepada Stefanus Mendes Kiik dan Muhammad Saleh Nuwa dengan judul buku Stunting : dengan Pendekatan Framework WHO, terbaik keempat diberikan kepada Darmadi dengan judul buku Stunting dalam Asuhan Sekolah yang Ramah, terbaik kelima diberikan kepada Hartini Haritani, Sitti Rohmi Djalilah dan M. Zainul Asror dengan judul buku Model Pendampingan Percepatan Penurunan Stunting Terintegrasi Posyandu dan untuk terbaik keenam diberikan kepada Nurul Imani dengan judul buku Stunting Pada Anak: Kenali dan Cegah Sejak Dini.Penghargaan Buku (Pustaka) Terbaik subjek pustaka Transformasi Digital, untuk terbaik pertama diberikan kepada Arif Hoetoro dan Dias Satria dengan judul buku Smart Economy: Kewirausahaan UMKM 4.0, terbaik kedua diberikan kepada Ricky Virona Martono dengan judul buku Supply Chain 4.0 Blockchain dan Platform Global Value Chain, terbaik ketiga diberikan kepada Astrid Savitri dengan judul buku Bonus Demografi 2030; Menjawab Tantangan Serta Peluang Edukasi 4.0 dan Revolusi Bisnis 4.0, terbaik keempat diberikan kepada Batara M. Simatupang dengan judul buku Perbankan Digital: Menuju Bank 4.0, untuk terbaik kelima diberikan kepada Danrivanto Budhijanto dengan judul buku Cyberlaw dan Revolusi Industri 4.0 dan utnuk terbaik keenam diberikan kepada Mukhril dan Alvan Hazhari dengan judul buku Peran Guru Menghadapi Education 4.0.  Sementara itu untuk Penghargaan Mitra Perpustakaan Nasional Tahun 2023 diberikan kepada Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI - Garuda (Garba Rujukan Digital), Lembaga Sensor Film serta A.Riyanto.Kepala Perpustakaan Nasional, Muhammad Syarif Bando mengapresiasi dan memberikan penghargaan setinggi - tingginya kepada seluruh penulis dan penerbit yang telah menerbitkan karya untuk masyarakat. “Semua buku yang terbit adalah buku terbaik sesuai dengan konsepnya” ungkapnya. Dijelaskan bahwa penghargaan tahun ini ditingkatkan menjadi empat subjek yang terkait dengan kebijakan pemerintah.“seperti saat ini sedang berlangsung KTT ASEAN di Jakarta, stunting yang menjadi perhatian kita karena menyangkut pondasi generasi bangsa Indonesia untuk dua puluh tahun mendatang, dan saat ini kita tidak bisa lepas dari transforamsi digital dan untuk pemilu bahwa saat ini kita masuk di tahun politik”. Jelasnya. Sementara itu Kepala Perpustakaan Nasional menjelaskan bahwa Indonesia tidak boleh terus meratapi nasib yang dihakimi oleh bangsa-bangsa lain selama berpuluh-puluh tahun sebagai bangsa yang rendah budaya bacanya. Karena indonesia adalah negara dengan jumlah aksara terbesar di Dunia yang membuktikan bahwa Indonesia adalah keturunan dari nenek moyang pembaca. Lebih lanjut, Kepala perpustakaan Nasional mengajak para penerbit dan penulis untuk menyampaikan kepada masyarakat bahwa Perpustakaan Nasional dan perpustakaan di daerah sudah sangat siap untuk melayani pengetahuan bagi masyarkat.  

Penulis : Fajar Dian Utami ()
Editor : Rizki Bustomi ()
Penghargaan pada Pelaksana Serah Dan Peran Masyarakat Tahun 2023 Serta Talkshow Dengan Tema “Menjadi Anak Bangsa Kreatif: Pemenang Era Digital”

Jakarta – Perpustakaan Nasional RI melalui Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan telah menyelenggarakan acara Pekan Penghargaan Tahun 2023 pada hari pertama Rabu, 6 September 2023 di Gedung Layanan Perpustakaan Nasional, Jl. Medan Merdeka Selatan Nomor 11, Jakarta Pusat. Acara ini diselenggarakan sebagai bentuk apresiasi Perpustakaan Nasional kepada Pelaksana Serah yaitu Penerbit dan Produsen Karya Rekam yang telah tertib dalam melaksanakan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam. Dalam laporannya, Tatat Kurniawati selaku Ketua Kelompok Pengelolaan Koleksi Hasil Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam menyatakan bahwa dasar Pelaksanaan Kegiatan Pekan Penghargaan Pelaksanaan Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam Tahun 2023 adalah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam pada bab tentang Penghargaan bahwa yang pertama Perpustakaan Nasional memberikan penghargaan kepada Penerbit dan Produsen Karya Rekam yang melaksanakan kewajiban sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang dan yang kedua Perpustakaan Nasional memberikan penghargaan kepada masyarakat yang berperan serta dalam mendukung kewajiban serah simpan. Kemudian Sambutan Emyati Tangke Lembang selaku Direktur Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan mengatakan bahwa Penghargaan ini diharapkan dapat memberikan motivasi kepada para penulis untuk menghasilkan karya-karya yang berkualitas dan diharapkan kedepannya banyak penulis yang menghasilkan karya dari berbagai subjek keilmuan. Penerbit dan produsen karya rekam serta penulis merupakan elemen masyarakat yang sangat berperan dalam pembangunan budaya literasi. Berdasarkan tingkat ketertiban terhadap pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2018 Pekan Penghargaan pada hari pertama ini terdapat 27 (Dua Puluh Tujuh) Pelaksana serah yang berhasil dinobatkan sebagai peraih penghargaan yaitu Kategori Karya Cetak Majalah/Buletin yang mendapatkan penghargaan adalah PT. Media Investor Indonesia, PT. Mangle Panglipur dan Biro Pemberitaan Parlemen. Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan RI. Kategori Karya Cetak Surat Kabar/Tabloid yang mendapatkan penghargaan adalah PT. Jurnalindo Aksara Grafika, PT. Genta Singgalang Press, PT. Aksara Dinamika Jogja dan PT. Duta Karya Swasta. Kategori Karya Cetak Monograf yang mendapatkan penghargaan adalah CV. Kekata Group PT. Insan Cendekia Mandiri Group, CV. Madza Media, PT. Elex Media Komputindo dan Penerbit K-Media.  Kategori Penerbit Perguruan Tinggi yang mendapatkan penghargaan adalah Universitas Andalas, Universitas Terbuka, Medical Education Unit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, UIN Maliki Press dan UNIMUS Press. Kategori Penerbit Kementerian/Lembaga yang mendapatkan penghargaan adalah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, Kementerian Kesehatan RI, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Kementerian Dalam Negeri RI dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertahanan Nasional RI. Kategori Produsen Karya Rekam yang mendapatkan penghargaan adalah Perkumpulan Rumah Cemerlang Indonesia, Penerbit Liniswara, Victory Pustaka Media, Institut Teknologi Sumatera Press dan Nas Media Pustaka.  Terdapat 2 (Dua) peran serta masyarakat yang akan diberikan kepada Kementerian/Lembaga yaitu dengan Kategori Mitra Perpustakaan Nasional (Kementerian/Lembaga) yang mendapatkan penghargaan adalah Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI – Garuda (Garba Rujukan Digital) dan Lembaga Sensor Film. Selain itu peraih penghargaan tokoh masyakarat yaitu dengan Kategori Mitra Perpustakaan Nasional (Tokoh Masyarakat) adalah A. Riyanto. Selain memberikan penghargaan pada Pelaksana serah, peran serta masyarakat yang diberikan kepada Kementerian/Lembaga serta tokoh masyakarat, pada hari ini juga terdapat acara talkshow dengan tema “Menjadi Anak Bangsa Kreatif: Pemenang Era Digital” yang menghadirkan 4 (Empat) Narasumber yaitu yang pertama Mohammad Amin sebagai Direktur Industri Kreatif Musik, Film dan Animasi Kemenparekraf, yang kedua adalah Almira Bastari sebagai Penulis Novel Ganjil Genap, yang ketiga adalah Chand Parwez Servia sebagai Produser Starvision sedangkan narasumber selanjutnya adalah Salman Faridi sebagai CEO Mizan Pictures/Mizan Productions dengan Moderator Woro Titi Haryanti sebagai Pustakawan Ahli Utama Perpustakaan Nasional.

Penulis : Siti Marmaningsih ()
Editor : Rizki Bustomi ()

Artikel dan Opini

SWOT dalam Pengelolaan Perpustakaan dengan Koleksi Digital atau Tercetak

SWOT Analysis adalah metode analisis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dari suatu perusahaan atau proyek. Ini digunakan untuk menentukan strategi yang tepat dan memberikan gambaran umum tentang kondisi saat ini dan potensi masa depan perusahaan. Lebih dari itu, analisis SWOT juga dapat diterapkan untuk menganalisis institusi non-komersial seperti lembaga pemerintahan, lembaga pendidikan tinggi, atau organisasi non-pemerintah, termasuk juga perpustakaan.Perpustakaan telah menjadi pionir dalam memberikan akses informasi selama berabad-abad. Dengan munculnya teknologi digital, perpustakaan dipaksa untuk menyesuaikan strategi pengelolaan koleksi mereka untuk mencakup koleksi digital. Dalam esai ini, saya akan melakukan analisis SWOT untuk membandingkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari pengelolaan koleksi perpustakaan buku cetak dengan pengelolaan koleksi perpustakaan yang sepenuhnya digital. KekuatanKekuatan dari pengelolaan koleksi perpustakaan buku cetak terletak pada sifat fisiknya. Buku cetak adalah benda yang dapat diraba dan menyediakan rasa nyaman dan kesan familiar bagi pengunjung. Buku cetak juga mudah diakses karena disimpan di rak dan dapat dengan cepat ditemukan menggunakan Sistem Dewey Desimal Classification atau metode katalog lainnya. Selain itu, buku cetak relatif murah untuk diperoleh dan dipertahankan, sehingga mudah diakses. Bagi orang yang menyukai design interior yang terlihat smart dan juga colourful, buku beserta raknya juga dapat menjadi bagian dari interior design suatu bangunan rumah ataupun restoran.Sebaliknya, kekuatan dari pengelolaan koleksi perpustakaan dengan koleksi digital sepenuhnya terletak pada fleksibilitasnya. Koleksi digital mudah diakses dari mana saja dan dapat diakses oleh beberapa pengunjung sekaligus. Koleksi digital juga memerlukan ruang fisik yang lebih sedikit, sehingga perpustakaan dapat menambah koleksi tanpa memerlukan ruang yang lebih besar. Selain itu, koleksi digital lebih ramah lingkungan karena tidak memerlukan penggunaan kertas atau tinta. Di era digital ini, koleksi digital juga dapat disimpan pada storage komputer ataupun teknologi internet cloud yang memungkinkan perpustakaan menyimpan dan mengakuisisi ribuan bahkan jutaan koleksi digital.KekuranganKekurangan dari manajemen koleksi perpustakaan buku cetak adalah keterbatasan fisiknya. Buku cetak sangat rapuh dan mudah rusak, yang dapat menyebabkan perbaikan atau penggantian yang mahal. Buku cetak juga sulit untuk diangkut dan mungkin tidak dapat diakses oleh pelanggan yang tidak dapat datang ke perpustakaan. Selain itu, buku cetak membutuhkan ruang simpan yang besar dengan standar suhu tertentu dalam rangka pemeliharaannya untuk jangka panjang.Di sisi lain, kelemahan manajemen koleksi perpustakaan dengan koleksi digital adalah ketergantungan pada teknologi. Koleksi digital memerlukan koneksi internet yang andal dan perangkat yang kompatibel untuk diakses. Selain itu, koleksi digital dapat rentan terhadap hacking dan kehilangan data, yang dapat menyebabkan perbaikan atau penggantian yang mahal. Pada kasus tertentu, koleksi digital mungkin lebih mahal untuk diperoleh dan dipelihara, yang dapat membuatnya tidak dapat diakses oleh beberapa perpustakaan. Kerentanan lainnya pada koleksi digital, terletak pada kemungkinan virus dan malware yang bisa mencoba masuk kedalam komputer atau server yang menyimpan koleksi digital tersebut. PeluangPeluang untuk manajemen koleksi perpustakaan buku cetak ada pada potensi pelanggan untuk menemukan buku baru melalui kunjungan yang bersifat rekreasi dimana penelusuran buku di rak dan kunjungan ke perpustakaan dianggap sebagai suatu hiburan dalam satu paket. Buku cetak juga dapat ditampilkan dengan cara yang menarik secara fisik-visual, yang dapat menarik pelanggan dan mendorong mereka untuk mengeksplorasi judul baru. Selain itu, perpustakaan dapat menyelenggarakan pameran koleksi dalam rangka mempromosikan penggunaan buku cetak. Bahkan pada, beberapa jenis buku, seperti pada buku anak, kreasi terhadap perwujudan buku seperti pada pop-up-book membuat anak-anak tertarik dengan interaksi dan pembelajaran yang akan didapatkannya dengan membaca buku.Jika berbicara untuk jangka panjang, koleksi buku tercetak memiliki sumber sejarah dan informasi arkeologi dimana ilmuwan menilai aspek tahun terbitan buku dan seberapa tua usia suatu koleksi buku melalui pemeriksaan kertas yang dipakai. Di sisi lain, peluang untuk manajemen koleksi perpustakaan dengan koleksi digital ada pada kemampuan untuk memberikan akses ke beragam informasi. Koleksi digital dapat meliputi e-book, jurnal, dan sumber daya digital lainnya, yang dapat diakses oleh pelanggan dari mana saja. Selain itu, koleksi digital dapat memberikan akses ke materi informasi spesifik dengan kata kunci tertentu lebih cepat dan pengalaman membaca dengan interaksi terhadap teks yang lebih kaya dalam hal editing serta pendaya gunaannya dalam rangka kemas ulang informasi. Lebih dari itu, dalam hal teknologi Artificial Intellegence yang sedang berkembang, pendayagunaan informasi dari buku digital menjadi semakin meluas sebab AI dapat diberikan input informasi atau data dari koleksi buku yang dapat membuat teknologi AI membantu penyebaran keilmuan menjadi lebih mudah dan cepat. Sehingga, minat akademisi komputer dan teknologi informasi terhadap buku digital akan semakin meningkat dan populer dimasa mendatang.AncamanAncaman bagi manajemen koleksi perpustakaan buku cetak ada pada popularitas buku digital yang semakin meningkat. Semakin banyak orang yang beralih ke buku digital, perpustakaan mungkin kesulitan untuk mempertahankan ketertarikan masyarakat untuk berkunjung ke perpustakaan. Selain itu, perpustakaan mungkin menghadapi kendala anggaran yang membuat sulit untuk memperoleh dan mempertahankan buku cetaknya dalam rangka mempertahankan layanan koleksi cetak.Di sisi lain, ancaman bagi manajemen koleksi perpustakaan dengan koleksi digital sepenuhnya ada pada potensi internet dimana orang-orang tidak lagi mementingkan buku tercetak ataupun buku elektronik sebagai bahan referensi. Disisi lain,  Buku digital rentan terhadap pembajakan dan penyebaran karya kepada khalayak umum tanpa legalitas penyebaran koleksi. Hal ini marak terjadi, sebab ada banyak teknologi yang memungkinkan pelaku bisni buku ilegal melakukan penyalinan masal terhadap suatu koleksi buku digital. Selain itu, koleksi digital mungkin rentan terhadap hacking dan kehilangan data, yang dapat menyebabkan perbaikan atau penggantian yang mahal pada kasus dan jenis koleksi digital tertentu.Kesimpulan Secara keseluruhan, esai ini telah menunjukkan bahwa perpustakaan telah berperan penting dalam memberikan akses informasi selama berabad-abad. Dengan hadirnya teknologi digital, perpustakaan dipaksa untuk menyesuaikan strategi manajemen koleksi mereka untuk mencakup koleksi digital. Analisis SWOT yang dilakukan dalam esai ini menunjukkan bahwa baik buku cetak maupun koleksi digital sepenuhnya memiliki kekuatan dan kelemahan yang unik, serta peluang dan ancaman. Namun, jelas bahwa koleksi digital semakin penting dalam masyarakat saat ini dan perpustakaan harus terus menyesuaikan diri untuk memenuhi kebutuhan yang berubah dari pengunjung mereka. Secara keseluruhan, sangat penting bagi perpustakaan untuk menemukan keseimbangan antara buku cetak dan koleksi digital agar dapat memberikan layanan terbaik kepada pengunjung dan tetap relevan di era digital.

Penulis : Rizki Ananda ()
Editor : Suci Indrawati Irwan ()
Lima Alasan Piringan Hitam Kembali Diminati

Sejak tahun 2020, Perpustakaan Nasional kembali mengoleksi bahan perpustakaan audio visual dalam format piringan hitam (vinyl). Belakangan ini pula piringan hitam kembali populer di kalangan kolektor rilisan fisik. Toko yang menjual vinyl di berbagai kota besar pun kembali bergairah. Dengan harga yang cukup mahal dan ukuran yang bikin ribet dibawa ke mana-mana ternyata ga mengurangi antusias music lovers lho! Kira-kira apa saja sich yang membuat format musik ini kembali populer? Saya coba merangkum beberapa alasan yang bisa kalian ketahui. Mungkin bisa jadi pertimbangan kalian juga untuk mulai mengoleksi. Cekidot! 1.      KUALITAS SUARA Piringan hitam memberikan kualitas suara yang lebih detail dan alami karena proses rekamannya yang dilakukan secara analog. Alat musik yang direkam secara analog akan terdengar lebih alami karena telinga kita bekerja secara analog pula. Vinyl merekam gelombang. tidak dengan CD atau format digital (MP3) yang hanya merekam data digital berupa angka 0 dan 1. Pada piringan hitam tidak terjadi kompresi frekuensi gelombang sehingga apa yang direkam adalah apa yang akan kita dengar.   2.      COLLECTIBLE (LAYAK DIKOLEKSI) Setiap barang yang collectible pasti punya nilai ekonomi yang tinggi. Meski pun rekaman-rekaman musik terbaru juga masih dirilis dalam bentuk piringan hitam, rekaman zaman dulu lah yang paling diburu orang. Rekaman zaman dulu biasanya merupakan barang bekas yang langka. Harganya pun bisa mencapai jutaan rupiah jika kondisinya masih bagus.   3.      NILAI SENI Selain kualitas suaranya, desain jaket (cover) dari rekaman vinyl juga sangat unik. Tak jarang orang membeli  hanya karena desain covernya yang estetik. Jika koleksi di rumah sudah banyak, akan sangat cocok dijadikan dekorasi ruangan. Coba deh kalian tata sedemikan rupa di dinding rumah, dijamin akan sangat keren, lho!   4.      DUKUNGAN TERHADAP INDUSTRI MUSIK Adanya internet dan populernya platform streaming musik digital ternyata tak serta merta memberikan keuntungan bagi musisi dari segi finansial. Masih ada beberapa klausul dalam sistem streaming musik yang harus diperbaiki. Banyak diakui musisi bahwa penjualan album fisik masih jauh lebih menuntungkan dari sisi bisnis ketimbang yang didapat dari platform digital. Membeli karya fisik musisi terutama yang lokal merupakan bentuk apresiasi yang sepatutnya kita berikan. Dengan begitu, industri musik akan tetap hidup dan terus berkembang.   5.      KENANGAN Piringan hitam adalah salah satu medium rekaman musik tertua oleh karena itu ia mewakili masa lalu.  Sewajarnya, manusia adalah makhluk yang selalu merindukan kenangan. Masa kecil yang indah ditemani musik-musik yang keren dari piringan hitam adalah kenangan yang tak terlupakan. Ditambah, saat ini sudah banyak studi mengenai musik yang diterapkan sebagai terapi kognitif dan memori. Scientific proven!     Sumber: bombastis.com dan diolah dari berbagai sumber lain Penulis & desainer: Umbara Purwacaraka – Pustakawan Ahli Muda, Perpusnas RI