Penyebaran Kuesioner Pemanfaatan Buku Terbitan dalam Negeri dalam Pemenuhan Kebutuhan Informasi Masyarakat (Studi Kasus di Provinsi Banten) Tahun 2022

Provinsi Banten jika dilihat dari jumlah perpustakaannya, berpotensi besar untuk menjadi wilayah yang memiliki tingkat literasi yang tinggi. Berdasarkan hasil kajian tentang Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) tahun 2021 yang dilakukan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia menyebutkan bahwa Provinsi Banten mendapatkan nilai IPLM sebesar 9,04. Nilai tersebut menunjukkan bahwa Provinsi Banten berada di peringkat tiga terendah IPLM Nasional.  Berdasarkan hal tersebut, maka Perpustakaan Nasional Republik Indonesia melalui Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan melakukan kajian dengan judul “Analisis Pemanfaatan Buku Terbitan dalam Negeri dalam Pemenuhan Kebutuhan Informasi Masyarakat (Studi Kasus di Provinsi Banten)”. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan menganalisis bagaimana secara umum masyarakat Banten memanfaatkan buku-buku terbitan dalam negeri yang tersedia, baik yang ada di toko buku maupun perpustakaan di wilayah provinsi Banten. Selain itu, peneliti melalui penelitian ini ingin mengidentifikasi dan menganalisis jenis dan subjek terbitan dalam negeri apa saja yang dimanfaatkan oleh masyarakat Banten dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi.Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada responden dalam bentuk cetak atau dalam bentuk tautan google form yang berisi pertanyaan mengenai bagaimana masyarakat Banten memanfaatkan buku-buku terbitan dalam negeri baik yang ada di toko buku maupun perpustakaan, serta subjek terbitan dalam negeri apa saja yang dimanfaatkan oleh masyarakat Banten dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi. Penyebaran kuesioner pemanfaatan buku terbitan dalam negeri dalam pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat dilaksanakan oleh Direktur dan 9 pegawai Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan dalam 2 tahap, yaitu tahap I yang dilaksanakan pada tanggal 23 sampai 25 Juni 2022 dan tahap II yang dilaksanakan pada tanggal 08 Agustus 2022. Penyebaran Kuesioner tahap I dilaksanakan di Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kota Serang, Kabupaten Serang dan Kota Cilegon, sedangkan tahap II dilaksanakan di Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Kuesioner dibagikan kepada kurang lebih 300 masyarakat Banten yang berprofesi sebagai pedagang, wiraswasta, petani, nelayan, guru, dosen, ASN selain tenaga pendidik, pegawai swasta, pelajar, mahasiswa, TNI/POLRI, tenaga kesehatan, dan pekerjaan lainnya.Direktur Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan, Emyati Tangke Lembang dalam kunjungannya di Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang menyatakan bahwa, “Kami akan berbincang-bincang dengan para nelayan untuk mengetahui buku apa saja yang akan dimanfaatkan oleh para nelayan dalam meningkatkan hasil tangkapan ikannya, sehingga dengan membaca buku dapat meningkatkan kesejahteraan.” Dalam wawancara di Channel Bang Kumis Berbagi, Emyati juga mengungkapkan harapannya agar hasil kajian ini bisa didayagunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat di wilayah Banten. Kegiatan penyebaran kuesioner berlangsung dengan baik berkat kerja sama dan bantuan dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten, Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah di Provinsi Banten, penggiat literasi, penerbit, perguruan tinggi, responden, serta masyarakat Banten yang ikut memberikan kontribusi.  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi pihak-pihak terkait, antara lain bagi pemerintah dalam menyusun kebijakan terkait pengembangan perpustakaan dan peningkatan ketersediaan koleksi perpustakaan serta pemerataan bahan perpustakaan di daerah, bagi penerbit sebagai acuan untuk meningkatkan volume, jenis, dan ragam subjek terbitan dalam rangka pemenuhan ketersediaan koleksi perpustakaan dan bahan perpustakaan di daerah, maupun bagi masyarakat sebagai pengguna dan pencari informasi untuk meningkatkan pemanfaatan koleksi sesuai dengan kebutuhannya.

Penulis : Sri Muryati ()
Editor : Admin Deposit ()
Penyempurnaan Ruang Depo Penyimpanan KCKR

Penyempurnaan Ruang Depo Penyimpanan KCKR         Karya cetak adalah setiap karya intelektual dan/atau artistic yang di terbitkan dalam        bentuk yang diperuntukkan bagi umum, sedangkan karya rekam adalah setiap karya intelektual dan/atau artistik yang direkam, baik audio maupun visual dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya yang diperuntukkan bagi  umum. Karya cetak dan karya rekam pada dasarnya merupakan salah satu hasil budaya bangsa sebagai perwujudan cipta, rasa dan karsa manusia. Peranannya sangat penting  dalam menunjang pembangunan pada umumnya, khususnya pembangunan pendidikan, penelitian pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penyebaran informasi.      Dalam menjalankan tupoksinya pengelola kckr mengacu pada undang-undang nomor 13 tahun 2018 tentang serah simpan karya cetak dan karya rekam Pengelola KCKR menyediakan Depo-depo penyimpanan yang tujuan untuk menunjang koleksi dalam hal pengelolaan KCKR semua tertuang pada pasal 24 ayat 1 “Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Provinsi menyediakan sarana dan prasarana untuk penyimpanan Koleksi Serah Simpan” dan ayat 2 “Penyimpanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk menjaga dan melindungi fisik dan isi Koleksi Serah Simpan” Penyimpanan koleksi KCKR. Dengan adanya Amanah dari undang-undang nomor 13 tahun 2018 tentang serah simpan karya cetak dan karya rekam tujuan dari manajemen depo penyimpnan yaitu:a.    Menyimpan seluruh koleksi kckr dari berbagai jenis koleksi yang ada di Direktorat  Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan.b.    Menyempurnakan depo penyimpanan koleksi KCKR sesuai standar penyimpanan  koleksi. c.    Melakukan langkah preventif dan kuratif dalam manajemen penyimpanan koleksi                  KCKR       Manajemen depo penyimpanan kckr praktiknya melakukan monitoring ke masing-masing depo penyimpanan KCKR dan melakukan evaluasi dengan mencatat semua kekurangan dari sarana dan prasarana juga peralatan pendukung serta menindaklanjuti semua kekurangan dengan bersinergi dengan unit Biro SDM dan Umum dan Pusat Preservasi dan Alih Media Bahan Perpustakaan.       Dengan terciptanya Sinergi antara 3 unit kerja di Perpustakaan Nasional RI sehingga dapat menyempurnakan depo penyimpanan kckr yang bertujuan untuk melestarian koleksi kckr agar terlindung dari kerusakan yang disebabkan oleh alam atau non alam sesuai dengan Amanah undang-undang nomor 13 tahun 2018 tentang serah simpan karya cetak dan karya rekam yang terdapat pada:a.            Pasal 17 berbunyi “ Perpustakaan Nasional sebagai perpustakaan pelestarian bertugas untuk melestarikan seluruh Karya cetak yang diterbitkan dan Karya Rekam yang dipublikasikan di Indonesia”b.           Pasal 26 -      Ayat 1 “Perpustakaan Nasional melakukan pelestarian Simpan” -      Ayat 2 “Pelestarian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara preventif dan kuratif sesuai -dengan perkembangan teknologi”Adapun kegiatan Manajemen Depo penyimpanan koleksi KCKR dapat memberikan manfaat kepada yaitu :-       Pustakawan dan pengelola KCKR, berhasil menemukan kembali koleksi yang dibutuhkan oleh pemustaka dalam waktu singkat.-       Subjek serah, merasa yakin dan percaya untuk menyerahkan koleksinya kepada Perpustakan Nasional RI. masyarakat luas yang terdiri dari pemustaka baik pemustaka pelajar, umum atau karyawan sehingga semua informasi yang terkandung dalam koleksi laporan dapat bermanfaat untuk masyarakat luas.

Penulis : Rizki Bustomi ()
Editor : Suci Indrawati Irwan ()
PENGHARGAAN PEGAWAI TERBAIK DIREKTORAT DEPOSIT DAN PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN TAHUN 2022, SEBUAH APRESIASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI

Jakarta - Dalam rangka meningkatkan prestasi kerja, motivasi kerja dan kedisiplinan guna membentuk pegawai yang menjunjung tinggi etika, etos kerja dan profesionalisme maka diberikanlah penghargaan Pegawai Terbaik kepada pegawai di lingkungan Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan (DDPKP). Pada Jumat 17 Juni 2022 Direktur Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan Emyati Tangke Lembang mengumumkan Pegawai Terbaik DDPKP Tahun 2022 yang disaksikan secara virtual melalui zoom meeting oleh seluruh pegawai di lingkungan Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan. Berdasarkan hasil penilaian yang tertuang dalam Berita Acara Penilaian nomor 411b/3.1/KPG.07.05/III.2022 dan Keputusan Direktur Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan Nomor 03 Tahun 2022, Dewan Juri Pemilihan telah melaksanakan penilaian yang didasarkan pada kriteria dan pedoman yang telah ditetapkan dan memutuskan 4 (empat) pemenang penghargaan Pegawai Terbaik DDPKP Tahun 2022. Keempat pegawai tersebut ialah Frastika Surya (Layanan Penerimaan Karya Cetak Pengelolaan Karya Cetak) dengan nilai 81,60; Afdini Rihlatul Mahmudah (Layanan Penerimaan E-Deposit Pengelolaan Karya Rekam) dengan nilai 82,20; Allaili Maulidina (Pengembangan Koleksi Tercetak) dengan nilai 82,05; dan Siti Alyza Rizqika Noordin (Pengembangan Koleksi Terekam) dengan nilai 81,55. Sertifikat penghargaan diserahkan langsung oleh Emyati Tangke Lembang selaku Direktur Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan kepada keempat Pegawai Terbaik DDPKP Tahun 2022 yang bertempat di ruang Direktur Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan. Penyerahan ini disaksikan oleh para Koordinator dan Subkoordinator di lingkungan Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan. Emyati Tangke Lembang berpesan kepada para penerima penghargaan Pegawai Terbaik agar dapat mempertahankan kinerjanya dan penghargaan ini merupakan apresiasi terhadap pegawai DDPKP. Beliau juga berharap agar seluruh pegawai tetap bekerja dengan baik, saling bersinergi, tetap bekerjasama dan berinovasi. Ucapan selamat untuk para pemenang juga disampaikan oleh Subeti Makdriani dan Maria Sobon Sampe sebagai Pustakawan Utama di lingkungan Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan. Tatat Kurniawati selaku Koordinator Pengelolaan Koleksi Hasil Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam dan Dedy Junaedhi Laisa selaku Koordinator Pengembangan Koleksi Perpustakaan juga mengucapkan selamat dan menaruh harapan agar hal ini dapat menjadi motivasi dan semangat bagi seluruh pegawai untuk berkinerja dengan baik dan dapat menunjukkan prestasi lainnya.

Penulis : Diah Budhi Utami, S. Sos. ()
Editor : Suci Indrawati Irwan ()
Perpustakaan Nasional Mendorong Perusahaan Pers dalam Penyerahan Karya Digital melalui Integrasi Sistem KCKR Perpustakaan Nasional

Jakarta - Perpustakaan Nasional melalui Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) bersama Serikat Perusahaan Pers (SPS). Kegiatan ini sebagai upaya Perpustakaan Nasional dalam mendorong para produsen karya rekam khususnya penerbit surat kabar dalam menyerahkan karyanya sebagai upaya dalam Optimalisasi Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan karya Rekam.Tujuan dari kegiatan FGD ini adalah dalam rangka Penghimpunan Karya Rekam Digital (e-paper) melalui Integrasi Sistem KCKR. Kegiatan yang dilaksanakan pada Selasa (14/06/2022) ini dihadiri oleh Sekretaris Jenderal SPS, Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas, Pimpinan Penerbit/Perwakilan dari Penerbit Surat Kabar di wilayah Jabodetabek, Koordinator Pengelolaan Koleksi Hasil Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, Subkoordinator Karya Rekam Deposit, Tim Teknis Sistem Pengelolaan KCKR, dan Tim Penerimaan Karya Rekam Deposit.  Emyati Tangke Lembang, Direktur Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan dalam paparannya menjelaskan bahwa berdasarkan data penerimaan karya cetak dan karya rekam Perpustakaan Nasional tahun 2021 angka penerimaan terbesar didominasi oleh penghimpunan karya rekam digital dengan mencetak angka penerimaan sebesar 68% atau setara dengan hampir 300.000 item. Lebih lanjut Emyati menyatakan bahwa Perpustakaan Nasional akan terus mendorong para penerbit dalam menyerahkan karya mereka sebagai upaya dalam melestarikan karya anak bangsa. “Dengan menyerahkan karya ke Perpustakaan Nasional, maka penerbit berperan dalam membangun dan mencerdaskan bangsa serta dapat tercatat sebagai pelaku sejarah” jelas Emyati.  Sekretaris Jenderal SPS, Asmono Wikan mengatakan bahwa euphoria para penerbit media cetak dalam mendstribusikan versi digital baik itu e-paper maupun e-magazine akan berimplikasi positif pada perluasan penegakkan dan kepatuhan menjalankan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2018 oleh para penerbit pers cetak khususnya anggota SPS di seluruh Indonesia. Sementara itu, Tri Agung Kristianto dari perwakilan Harian Kompas menyebutkan bahwa Pasal 4 dan pasal 5 dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2018 belum sepenuhnya terlaksana, sebab tak semua penerbit/pelaku media menyadari adanya kewajiban menyerahkan karyanya kepada Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Provinsi. Kondisi ini diperburuk dengan kesadaran, bahwa karya itu sudah bertebaran di berbagai platform yang sebagian bisa diakses terbuka dan gratis.Selanjutnya, Vincentya Dyah memaparkan bahwa Undang-Undang 13 Tahun 2018 mengakomodasi koleksi-koleksi digital karena terkait dengan perkembangan teknologi. “Kami menyambut baik bahwa penerbit-penerbit atau perusahaan pers sangat mendukung dengan adanya penyerahan karya rekam digital karena lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan penyerahan karya cetak yang bahkan memerlukan ongkos kirim” jelas Vincentya. Menjelang akhir acara dilakukan sesi diskusi dimana ada beberapa usulan dari peserta FGD diantaranya adalah pelaksana serah yang harus menyerahkan karya adalah penerbit surat kabar yang sudah terverifikasi oleh SPS, selain itu dikemukakan juga adanya rencana dari Perpustakaan Nasional untuk melaksanakan sosialisasi Undang-Undang Nomor 13 tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam pada Peringatan Hari Pers Nasional di Medan yang akan dilaksanakan pada Tahun 2023, serta adanya pernyataan kesiapan dari penerbit untuk melaksanakan serah simpan karya mereka. Usulan yang dikemukakan ini disambut baik oleh Perpustakaan Nasional dan hal ini membuktikan komitmen penerbit dalam melaksanakan kewajiban UU SSKCKR.

Penulis : Fajar Dian Utami ()
Editor : Suci Indrawati Irwan ()
Penghimpunan Karya Digital melalui Integrasi Sistem KCKR Perpustakaan Nasional dengan Penerbit Kelompok Agromedia

Jakarta – Perpustakaan Nasional melalui Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi Bahan Perpustakaan bersama Penerbit Kelompok Agromedia mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Penghimpunan Karya Digital melalui Integrasi Sistem Karya Cetak dan Karya Rekam sebagai upaya dalam Optimalisasi Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan karya Rekam”. Kegiatan yang dilaksanakan pada Selasa 7 Juni 2022, dihadiri oleh Direktur Deposit dan Pengembangan Koleksi Bahan Perpustakaan Perpusnas, Pimpinan Penerbit Kelompok Agromedia, Direktur Republik Media Kreatif, Pimpinan Penerbit/Perwakilan dari Penerbit Kelompok Agromedia, Koordinator Pengelolaan Koleksi Hasil Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, Subkoordinator Karya Rekam Deposit, Tim Teknis Sistem Pengelolaan KCKR, dan Tim Karya Rekam Deposit.     FGD dibuka oleh Suci Indrawati selaku moderator. Suci menyampaikan bahwa Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam adalah peraturan yang mewajibkan setiap subjek serah untuk menyerahkan koleksi terbitan dan publikasinya kepada Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Provinsi. Namun, masih ada beberapa wajib serah seperti Penerbit yang belum terinformasikan secara baik akan pentingnya pelaksanaan Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam tersebut. Oleh karena itu, diperlukan sebuah pertemuan guna menyampaikan informasi dan meningkatkan kembali kesadaran pelaksanaan Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, salah satunya melalui kegiatan FGD.  Dalam kesempatan ini FGD dilaksanakan bersama Penerbit Kelompok Agromedia. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka saling berbagi informasi dan berkoordinasi antara Perpustakaan Nasional dan Penerbit Kelompok Agromedia guna meningkatkan kontribusi dan kesadaran akan pentingnya pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2018.  Emyati Tangke Lembang selaku Direktur Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan mengawali paparan dengan menyampaikan tujuan FGD yaitu dalam rangka penghimpunan karya rekam digital melalui integrasi Sistem Karya Cetak dan Karya Rekam (KCKR) sebagai upaya optimalisasi pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam. Kemudian Beliau menjelaskan Undang-Undang No. 13 Tahun 2018 (UU SSKCKR), mengamanatkan Perpusnas untuk menghimpun seluruh karya, baik karya cetak maupun karya rekam yang diterbitkan di Indonesia, yang diserahkan oleh penerbit dan produsen karya rekam selaku pelaksana serah.  Lebih lanjut Emyati menyampaikan bahwa UU SSKCKR sudah memiliki Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2018 tentang serah simpan karya cetak dan karya rekam yang mengamanahkan pada Pasal 6 Ayat 3 yaitu penyerahan langsung karya rekam digital sebagaimana dimaksud dilakukan dengan cara menggugah sendiri dalam Sistem Penghimpunan Karya Rekam Digital pada Perpustakaan Nasional dan/atau Perpustakaan Provinsi sesuai domisili; atau melalui Interoperabilitas.  Selanjutnya Emyati menyampaikan data Karya Cetak yang sudah diserahkan Penerbit Kelompok Agromedia kepada Perpustakaan Nasional adalah 2.364 judul. Sedangkan informasi mengenai ebook yang diperoleh dari website masing-masing Penerbit Kelompok Agromedia, terdapat ebook yang sudah diperjualbelikan namun belum diserahkan ke Perpustakaan Nasional sejumlah 1.481 judul. Diharapkan dengan pertemuan ini Penerbit Kelompok Agromedia dapat segera menyerahkan Karya Cetak dan Karya Rekam yang sudah diterbitkan ke Perpustakaan Nasional.  Emyati memberikan apresiasi kepada Penerbit Agromedia dikarenakan pada tahun 2020 ada 2 (dua) judul buku dari Penerbit Agromedia yang berhasil meraih penghargaan Anugerah Buku (Pustaka) Terbaik 2020 dari Perpustakaan Nasional RI. Buku pertama, yakni Buku Pintar Kopi karya penulis Eddy Panggabean meraih kategori terbaik 2 dan buku kedua, yakni Coffee Roasting karya Eris Susandi, sebagai kategori terbaik ketiga. Adanya penghargaan dan apresiasi dari Perpustakaan Nasional ini, tentunya menambah semangat tim redaksi dan Penerbit Agromedia untuk terus menghasilkan buku-buku berkualitas dan bermanfaat bagi seluruh pembaca buku di Indonesia. Mengakhiri paparannya, Emyati berharap agar FGD kali ini dapat menghasilkan berbagai rumusan atau formulasi koordinasi dan kerjasama yang nyata dalam melaksanakan penghimpunan KCKR, sehingga proses penghimpunan yang efektif, efisien dan berkesinambungan dapat terwujud. Adanya kerjasama ini tentunya tidak hanya dapat membuktikan komitmen Penerbit Kelompok Agromedia dalam melaksanakan kewajiban UU SSKCKR, tetapi juga diharapkan Penerbit Kelompok Agromedia dapat memasukkan buku terbitannya ke daerah-daerah di Indonesia agar dapat memperkaya koleksi yang memuat ilmu pengetahuan yang luar biasa dalam mewujudkan literasi masyarakat untuk kesejahteraan. Hadir dalam FGD Hikmat Kurnia selaku Pimpinan Penerbit Kelompok Agromedia. Hikmat memaparkan Penerbit Kelompok Agromedia memiliki 5 sekretaris redaksi dengan 20 Penerbit yang aktif beserta imprint-nya diantaranya yaitu Agromedia, Cikal Aksara, Visimedia, Tangga Pustaka, Gagas, Bukune, IndonesiaTera, Qultum Media, Kawan Pustaka, B-Media, C-Media, Ruang Kata, Media Kita,  Transmedia Pustaka, Gradien Mediatama, Anak Kita, Wahyu Media, Bintang Wahyu, Wahyu Qolbu, DeMedia Pustaka. Hikmat juga menjelaskan bahwa Penerbit Agromedia juga menaungi penulis-penulis di seluruh Indonesia namun saat ini masih terkonsentrasi di Pulau Jawa.  Lebih lanjut Hikmat menyampaikan data ISBN dari 20 Penerbit Kelompok Agromedia yang sudah tervalidasi dan data ISBN yang sudah didepositkan dalam 5 tahun terakhir, yaitu total ISBN tervalidasi sebanyak 1.718 judul, sedangkan total ISBN yang sudah didepositkan sebanyak 1.425 judul, sehingga 82,95% judul telah didepositkan. Kemudian secara teknis terdapat kendala keterlambatan validasi ISBN, diantaranya ada beberapa kasus dalam pengajuan ISBN tertolak, karena adanya kesalahan teknis, namun ketika diajukan kembali, proses validasi membutuhkan waktu yang lama. Satu judul buku bisa membutuhkan waktu kurang lebih sekitar 1 bulan. Atas keterlambatan validasi ISBN tersebut sangat berpengaruh pada pendistribusian buku. Selain itu terdapat kendala dalam melaksanakan deposit KCKR, diantaranya karena adanya revisi dadakan dan esensial naskah oleh penulis pada waktu final proof, sehingga menyebabkan proses terbit buku menjadi mundur. Selain itu juga jadwal terbit buku yang terpaksa diundurkan untuk mengejar momentum pasar yang tepat. Akibatnya, proses terbit buku ikut mundur meskipun ISBN sudah keluar, terutama untuk buku-buku terkait momentum, seperti UN, UTBK, CPNS, dan lain-lain. Sementara itu, Ningrum Ekawati selaku perwakilan dari Tim Teknis Sistem Pengelolaan KCKR mengenalkan sistem pengelolaan KCKR yang ada di DDPKP. Sistem pengelolaan KCKR di DDPKP ada 4 sistem, yaitu eDeposit, Penghimpun konten web, INLIS (mengelola karya cetak dan karya rekam analog), dan portal SS KCKR provinsi. Dengan aplikasi pendukung SS KCKR diantaranya ISBN, ISSN, ISRC, dan Bank Data Pelaksana Serah. Dalam hal ini pemustaka dapat mengakses di portal depbangkol.perpusnas.go.id, melalui app desktop pendayagunaan KCKR, dan iPusnas. Selanjutnya Ningrum menyampaikan tahapan pengelolaan karya rekam digital yaitu ingest (unggah mandiri dan interoperabilitas), verifikasi, penyimpanan dan pelestarian, pengelolaan, pendayagunaan (masih dalam pengembangan). Strategi keamanan karya rekam digital dilakukan dalam 5 layer keamanan yaitu Keamanan di Layer Aplikasi Web, Keamanan di Layer Aplikasi Desktop, Keamanan di Layer Database, Keamanan di Layer Storage, dan Keamanan di Layer Server. Sedangkan tahapan pengelolaan karya cetak dan karya rekam analog yaitu penerimaan, pencatatan, penyimpanan, dan pelestarian. Ningrum berharap Perpustakaan Nasional dan Penerbit dapat bersinergi dalam pelaksanaan SS KCKR. Direktur Republik Media Kreatif, Randy Anthony turut menyampaikan paparan materi pada FGD kali ini. Randy menyampaikan terkait buku digital terbitan Penerbit Kelompok Agromedia ada sekitar 4.000 buku digital. Namun buku yang lengkap file PDF dan metadatanya ada 3.690 judul, dalam format EPUB ada 227 judul, dan 103 judul dalam format teks. Buku digital tersebut masih menggunakan ISBN buku cetak. FGD dilanjutkan dengan sesi diskusi yang dipimpin oleh moderator. Antusias peserta diskusi sangat terlihat dalam pelaksanaan FGD ini. Dalam diskusi, Direktur Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan mengingatkan untuk buku elektronik yang dikomersialkan harus memiliki e-ISBN. Selain itu, Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan siap menerima dan menyimpan terbitan elektronik apabila Penerbit Kelompok Agromedia menyerahkan ebook melalui interoperabilitas. Selama berjalannya diskusi, narasumber tidak hanya menerima pertanyaan dari para peserta, tetapi juga saran yang dimaksudkan untuk perbaikan dan keberhasilan pelaksanaan serah simpan karya cetak dan karya rekam.

Penulis : Afdini Rihlatul Mahmudah ()
Editor : Suci Indrawati Irwan ()
Webinar Tematik “Penghimpunan dan Pelestarian Karya Anak Bangsa dari Masa ke Masa"

Jakarta - Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan turut menyemarakkan rangkaian kegiatan Peringatan Ulang Tahun Ke-42 Perpustakaan Nasional (Perpusnas) dengan menyelenggarakan webinar tematik yang dikemas dalam bentuk talk show dengan tema “Penghimpunan dan Pelestarian Karya Anak Bangsa dari Masa ke Masa” dan dilaksanakan secara daring pada Jumat, 27 Mei 2022. Acara webinar tersebut dapat diakses melalui Zoom dan live streaming YouTube channel DDPKP Perpusnas dan berhasil menarik minat tidak kurang dari 907 orang peserta. Kegiatan ini merupakan bagian dari Monitoring dan Evaluasi Kepatuhan Pelaksanaan Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (SSKCKR) tahun 2022. Direktur Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan Emyati Tangke Lembang dalam sambutannya menyatakan bahwa Perpustakaan Nasional (Perpusnas) memiliki fungsi sebagai perpustakaan deposit yang memiliki amanah untuk mengimplementasikan pelaksanaan SSKCKR sebagai perwujudan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam. Undang-Undang ini bertujuan mewujudkan koleksi nasional dan melestarikannya sebagai hasil budaya bangsa. Karya anak bangsa yang dihasilkan dari cipta, rasa, dan karsa merupakan koleksi nasional yang sangat berharga. Hal ini tidak terlepas dari peran para Pencipta Karya seperti penulis dan musisi yang terus menghasilkan karya terbaiknya sehingga dapat dinikmati khalayak luas. Mengingat peran strategis dari Pencipta Karya yang tidak bisa dikesampingkan dari Pelaksana Serah, maka dibutuhkan sebuah pertemuan untuk mengetahui dan mengevaluasi pelaksanaan SSKCKR di Indonesia. Pada kesempatan tersebut, Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan mengundang narasumber dari berbagai latar belakang, yakni sejarawan JJ Rizal, penulis Prof. Richardus Eko Indrajit, dan musisi Iwan Fals untuk saling berdiskusi, berbagi, bertukar saran, dan memberikan gagasan, serta membangun komunikasi di antara Pencipta Karya.JJ Rizal yang juga cukup aktif sebagai penulis menyampaikan bahwa perpustakaan merupakan ukuran peradaban sebuah bangsa dan fungsi deposit yang dimiliki menjadi sangat penting. Deposit menjadi inti dari perpustakaan itu sendiri dengan mengambil bahan dari publik, mencatat perkembangan kebudayaan menjadi proses menuju peradaban. Dari sini kita bisa tahu, siapa sebenarnya kita, apa yang kita capai dari periode ke periode, dan apakah maju, mundur, atau jalan di tempat. Itu tergantung pada koleksi yang tercatat di perpustakaan kita.“Semakin baik koleksi atau bibliografi perpustakaan, makin update dengan data yang tertata baik, kita menjadi tahu seberapa banyak kemajuan peradaban kita. Itu yang menjadi tolok ukur kemajuan bangsa kita,” tambah JJ Rizal. Ia lalu menambahkan bahwa kemajuan peradaban ini juga diimbangi dengan perkembangan karya cetak ke karya digital. Koleksi buku yang semakin banyak ditandai dengan hadirnya buku digital yang mendampingi buku fisik. Kondisi ini semakin memudahkan akses dalam membuat edisi pembaharuan maupun menjadi seorang penulis.Richardus Eko Indrajit sebagai akademisi sekaligus penulis mengungkapkan bahwa di balik buku berisi data dan informasi yang merupakan bahan baku dari pengetahuan atau kecerdasan. Sebuah bangsa yang cerdas adalah bangsa yang mahir menggunakan dan menguasai informasi maupun pengetahuan untuk diolah, menerka situasi, dan mengantisipasi perkembangan ke depan. “Informasi maupun pengetahuan yang terkandung dalam karya cetak dan karya rekam sangat mendukung perkembangan sekaligus membentuk karakter bangsa karena didukung oleh pengetahuan dan informasi yang terangkum dalam sebuah buku,” ujar Richardus.Senada dengan perkembangan dunia digital di Indonesia, Iwan Fals mengungkapkan bahwa perkembangan musik Indonesia dari tahun 1980 hingga 2022 ditandai dengan semakin beragamnya jenis musik, musisi, dan teknologi rekaman tanpa harus antre ke perusahaan rekaman. Namun, tema lagu cinta tetap mendominasi industri musik sampai saat ini.Iwan Fals selanjutnya menuturkan bahwa dari musik kita dapat melihat potret zaman sebuah bangsa dan musisi terlibat di dalamnya dengan sebuah karya. “Cara melestarikan karya adalah dengan terus menghasilkan karya terbaik dan mendokumentasikannya, serta menyimpan di Perpusnas untuk kemudian dapat diakses secara luas dan diceritakan kepada generasi selanjutnya,“ imbuhnya. Perpusnas memiliki fungsi deposit untuk melawan lupa dalam kehidupan. Sejatinya hidup memang dijalani ke depan, namun tetap dipahami ke belakang. Di sini deposit memiliki posisi yang sangat penting untuk sebuah bangsa maju ke depan. Jika tidak memiliki deposit yang baik, sejatinya kita mengabaikan masa depan. Karena masa depan adalah negeri tanpa peta dan cara kita membuat peta tersebut adalah dengan perpustakaan deposit yang menyimpan memori karya untuk membantu kita belajar menciptakan masa depan lebih baik.

Penulis : Catur Fitri Widiyawati ()
Editor : Dedy Junaedhi Laisa ()
Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan dengan ASIRI dan Produsen Karya Rekam Bertemu untuk FGD, Pengembangan Sistem ISRC di Masa Depan Jadi Bahasan Utamanya

Jakarta - Jumat tanggal 1 April 2022 menjadi salah satu hari yang ditunggu-tunggu bagi Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan. Pasalnya pada hari tersebut, Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan bertemu dengan ASIRI dan beberapa perwakilan Produsen Karya Rekam untuk mengadakan Focus Group Discussion (FGD) membahas tentang bagaimana nasib sistem ISRC kedepannya. Mulanya FGD diawali dengan pembukaan dari ibu Tatat Kurniawati sebagai moderator. Kemudian FGD dilanjutkan dengan sambutan dari Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpustakaan Nasional, yaitu Ibu Ofy Sofiana. Pada awal sambutan, Beliau menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan koordinasi antara Perpustakaan Nasional dengan ASIRI terkait implementasi Undang-Undang Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, dan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam. Ibu Ofy kemudian melanjutkan sambutannya dengan membahas tentang topik utama dari acara kali ini, yaitu mengenai rencana pengembangan sistem International Standard Recording Code (ISRC) untuk kedepannya. Lebih lanjut Ibu Ofy menuturkan bahwa kegiatan FGD kali ini juga dimaksudkan untuk memperoleh evaluasi terhadap sistem ISRC yang sebelumnya dan masukan terhadap rencana pembangunan sistem ISRC selanjutnya. Setelah sambutan dari Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpustakaan Nasional, acara dilanjutkan dengan paparan dari Direktur Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan, yaitu Ibu Emyati Tangke Lembang. Inti dari paparan tersebut adalah Perpustakaan Nasional ingin melaksanakan integrasi dengan sistem ISRC. Ibu Emyati menambahkan bahwa sebelumnya integrasi memang pernah dilaksanakan, namun integrasi yang dimaksud hanya terbatas kepada integrasi terhadap storage penyimpanan ISRC saja, sedangkan dari sisi data masih belum bisa dilakukan karena adanya keterbatasan pada API sistem ISRC. Oleh karena itu, Ibu Emyati mengharapkan para peserta FGD dapat memberikan evaluasi terhadap sistem ISRC terdahulu dan masukan untuk pengembangan sistem yang akan datang. Berikutnya kegiatan FGD dilanjutkan dengan paparan rencana pengembangan aplikasi ISRC oleh Ibu Vincentya Dyah K. Pada paparannya, Ibu Vincentya menjelaskan kalau pengembangan yang akan dilakukan meliputi pengembangan modul pekerjaan mulai dari front end, modul back office, modul produsen karya rekam, dan API. FGD kemudian berlanjut dengan demo aplikasi ISRC oleh Bapak Hengky dari Perusahaan Naga Swarasakti. Dalam demonya, Bapak Hengky juga menjelaskan tentang beberapa masalah yang dihadapi Produsen Karya Rekam saat ini ketika melakukan upload audio di sistem ISRC. FGD kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi antara Perpustakaan Nasional, ASIRI, dan Produsen Karya Rekam. Ada beberapa hal yang menjadi inti pembicaraan dalam diskusi tersebut yaitu perlu adanya pengadaan storage untuk sistem ISRC kedepannya, adanya pengembangan besar yang akan dilakukan pada sistem ISRC, solusi untuk permasalahan yang terjadi ketika upload di sistem ISRC, adanya standarisasi untuk upload audio di sistem ISRC, adanya integrasi antara sistem ISRC dengan beberapa sistem di kementerian lain seperti Kominfo dan Kemenkumham, serta permintaan kesediaan dari beberapa produsen karya rekam untuk mencoba sistem ISRC ketika sistem tersebut sudah siap 90%. Berdasarkan diskusi tersebut, dipastikan bahwa sistem ISRC kedepannya akan berubah menjadi lebih baik dan bisa membantu Perpustakaan Nasional dalam implementasi Undang-Undang Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam dengan lebih baik pula.

Penulis : Rosi Imama ()
Editor : Admin ()
Ruang Konsultasi Online Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan dalam Rakornas Perpustakaan Tahun 2022

Jakarta – Perpustakaan Nasional RI pada tanggal 29-30 Maret 2022 menyelenggarakan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Perpustakaan dengan tema ‘Transformasi Perpustakaan untuk Mewujudkan Ekosistem Digital Nasional’. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai sarana membangun komitmen bersama dan ruang berbagi pengalaman antar pelaku pembangunan perpustakaan dan pegiat literasi di pusat dan daerah.  Kegiatan ini diisi dengan berbagai aktivitas, agenda utama adalah serangkaian webinar yang berlangsung secara onsite maupun online, dengan pembicara tingkat nasional terutama mengenai materi yang terkait dengan berbagai kebijakan dan diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan terutama pemerhati bidang perpustakaan. Disela-sela acara webinar yang tengah berlangsung, disediakan pula Ruang Konsultasi Online melalui aplikasi zoom meeting. Ruang konsultasi online yang disediakan pada acara Rakornas kali ini adalah sebanyak 17 Ruang Konsultasi, yang terbagi berdasarkan unit kerja di Perpustakaan Nasional RI. Pada Rakornas kali ini Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan menempati ruang konsultasi No.03. Ruang Konsultasi Online disediakan untuk seluruh peserta yang hadir pada acara Rakornas secara online. Maksud disediakan Ruang Konsultasi Online ini adalah sebagai ruang diskusi untuk mencari solusi dari setiap permasalahan yang ditemui oleh setiap peserta,  pegiat literasi, pustakawan ataupun mereka yang memiliki minat di bidang perpustakaan. Peserta yang berpartisipasi mengikuti Ruang Konsultasi online, dipersilakan memasuki link yang sudah disediakan. Di hari pertama Ruang Konsultasi Online diikuti oleh hampir 60 peserta termasuk panitia. Peserta yang hadir tersebut berasal dari berbagai daerah. Jumlah pertanyaan yang muncul sebanyak 20 pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan sangat beragam, walaupun sudah ditentukan berdasarkan unit kerjanya, ada saja peserta yang mengajukan pertanyaan diluar tupoksi dari unit kerja Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan. Namun demikian semua pertanyaan tetap direspon dengan baik oleh seluruh narasumber yang sudah bersiap. Agar solusi yang diberikan dapat lebih sesuai dan tepat, moderator tetap mengarahkan agar penanya kembali masuk ke Ruang Konsultasi Online yang sesuai dengan permasalahan yang ada. Hari kedua konsultasi online pada Ruang Konsultasi Online Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan diikuti oleh hampir 40 peserta, lebih sedikit jika dibandingkan hari pertama. Hal ini disebabkan waktu yang disediakan juga lebih sedikit dibandingkan hari pertama. Namun semangat dan alur diskusi tetap hangat dan terus mengalir hingga diujung acara. Pertanyaan yang diajukan sangat beragam, mewakili setiap permasalahan yang muncul dari seluruh pelosok tanah air. Peserta dari berbagai daerah sangat antusias mengajukan pertanyaan terkait kegiatan Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan. Dari seluruh acara konsultasi online yang diselenggarakan selama 2 (dua) hari tersebut permasalahan yang muncul meliputi berbagai hal terkait kegiatan deposit dan pengembangan koleksi perpustakaan. Untuk kegiatan Deposit, beberapa permasalahan yang banyak ditanyakan adalah mengenai Implementasi serah simpan karya cetak dan karya rekam, bagaimana kategori bahan pustaka yang harus diserahkan, bagaimana langkah kerja, prosedur, dan sosialisasi di daerah, dan bagaimana jika akun di e-deposit terkunci sehingga tidak bisa melakukan serah simpan karya. Dari sekian pertanyaan tersebut yang menarik dan menjadi topik diskusi paling hangat adalah terkait terkuncinya akun penerbit pada e-deposit. Sehingga diperlukan penjelasan yang lebih terperinci oleh narasumber terkait, Vincentia Dyah menjelaskan dari sisi teknis aplikasi e-deposit. Setelah diuraikan secara mendetail dan menyeluruh oleh ahlinya, maka permasalahan yang mengemuka diharapkan sudah mendapatkan solusinya. Permasalahan mengenai pengembangan koleksi perpustakaan juga tidak kalah serunya. Beberapa peserta yang mengikuti acara konsultasi online banyak yang mempertanyakan terkait bahan pustaka hibah. Apa saja yang termasuk bahan pustaka hibah, bagaimana proses pengelolaannya, bagaimana untuk memperolehnya dan sebagainya. Selain itu ada juga peserta yang bertanya tentang pengadaan koleksi digital, prosesnya, pengelolaan dan bagaimana pengadaannya. Sesekali ada yang salah kamar, misalnya ada peserta yang bertanya tentang komposisi pengadaan buku untuk di pengembangan koleksi di perpustakaan sekolah/ perguruan tinggi. Namun demikian, narasumber dari Pengembangan Koleksi Perpustakaan tetap memberikan jawaban terhadap masalah terkait, dengan tetap memberikan rekomendasi untuk berpindah dan menanyakan kembali di ruang konsultasi terkait untuk memperoleh informasi yang lebih akurat. Acara yang berlangsung selama 2 (dua) hari tersebut berjalan dengan lancar dan sukses. Setiap peserta yang mengajukan pertanyaan secara langsung dalam ruang zoom tersebut, baik yang tertulis melalui chat atau secara langsung melalui video, merasa cukup puas dengan jawaban yang diberikan para narasumber. Dalam testimony yang disampaikan oleh salah satu partisipan dari Medan pun, menyebutkan bahwa acara ini sangat bermanfaat untuk sharing berbagi ilmu. Setiap permasalahan yang diajukan, secara langsung dijawab dengan jelas dan tuntas oleh para narasumber. Narasumber dalam acara konsultasi online ini berasal dari Kelompok Deposit yang dimotori oleh Tatat Kurniawati, Rizky Bustomi, Suci Indrawati, dkk. sedangkan dari Kelompok Pengembangan Koleksi Perpustakaan dikomandani oleh Dedy Junaedhi Laisa, Ramadhani Mubaraq, Idris, dkk. Diharapkan acara ini tetap terselenggara secara rutin, sehingga setiap perkembangan informasi terkait perpustakaan, khususnya mengenai aktifitas Deposit dan Pengembangan koleksi perpustakaan dapat segera diterima oleh seluruh lapisan masyarakat di seluruh tanah air, terutama untuk pengelola perpustakaan, pegiat literasi dan pencinta buku.

Penulis : Dwi Dian Nusantari ()
Editor : ()
Penyelenggaraan Rapat Seleksi Bahan Perpustakaan Tahun Anggaran 2022

Jakarta – Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat Indonesia merupakan salah satu tanggung jawab yang diemban oleh Perpustakaan Nasional (Perpusnas). Tanggung jawab tersebut berdasar pada posisi Perpusnas sebagai lembaga pemerintah non kementerian yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden, yang pada periode tahun 2020-2024 ini salah satu perwujudan visi dan misinya adalah meningkatkan kualitas manusia menjadi lebih baik melalui peningkatan indeks literasi dan kegemaran membaca masyarakat.Pada tahun 2019, Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat Indonesia berada pada angka 10,2 dan nilai kegemaran membaca berada pada angka 53,84. Sebagai upaya tindak lanjut terhadap kondisi tersebut, Perpusnas tetap mengusahakan peningkatan kembali angka indeks pembangunan literasi dan kegemaran membaca masyarakat dengan berbagai cara. Salah satu cara yang diupayakan adalah dengan menyediakan koleksi atau bahan perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.Perpusnas melalui Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan mengemban tugas tersebut sebagai salah satu tugas dengan tujuan mulia. Tugas menyediakan dan mengembangkan koleksi nasional telah jelas termaktub dalam Peraturan Perpustakaan Nasional RI Nomor 04 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional. Pengembangan koleksi ini mencakup koleksi karya tulis, karya cetak, dan karya rekam melalui beberapa metode pengadaan, yaitu perolehan serah simpan karya cetak dan karya rekam sesuai dengan UU No. 13 Tahun 2018, juga melalui pembelian, hadiah, hibah dan tukar-menukar.Pengadaan bahan perpustakaan harus dilaksanakan dengan hati-hati dan penuh dengan pertimbangan. Salah satu tahap awal dalam kegiatan pengadaan adalah kegiatan seleksi bahan perpustakaan. Kegiatan seleksi bahan perpustakaan merupakan tahapan yang sangat yang penting, harus dijalankan secara sistematis, dan perlu memperhatikan betul kebutuhan pemustaka.Pada Kamis, 24 Maret 2022, telah dilaksanakan kegiatan Rapat Seleksi Bahan Perpustakaan Tahun Anggaran 2022 yang bertempat di Ruang Teater Perpusnas, Jl. Salemba Raya 28A, Jakarta Pusat. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Kelompok Pengembangan Koleksi Perpustakaan yang berada di bawah Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan serta dalam pengawasan Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi. Rapat tersebut menghadirkan dua narasumber, yaitu Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten Usman Asshiddiqi Qohara, S.Sos., M.Si. dan Kepala Pusat Perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Amrullah Hasbana, S.Ag., SS., MA. Rapat juga diikuti oleh perwakilan dari berbagai unit kerja di lingkungan Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi, baik secara luring maupun daring melalui aplikasi Zoom Meeting.Hal penting yang berkaitan erat dengan kegiatan seleksi bahan perpustakaan disampaikan oleh Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Ofy Sofiana yang mengikuti acara secara daring. Laporan mengenai capaian dan jalannya kegiatan seleksi bahan perpustakaan yang dilaksanakan di Kelompok Pengembangan Koleksi Perpustakaan disampaikan oleh Direktur Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan Emyati Tangke Lembang. Pada Triwulan pertama tahun 2022, Tim Seleksi Bahan Perpustakaan telah menyeleksi sebanyak 40.195 judul dari target awal 110.000 judul. Dengan demikian, progres capaian kinerja telah menyentuh angka 36,54%.Pada sesi pemaparan oleh narasumber, Usman yang juga menjabat sebagai Ketua Forum Perpustakaan Umum Indonesia (FPUI), sangat mendukung kegiatan seleksi dan mengungkapkan bahwa koleksi merupakan jantung perpustakaan. Maka dari itu, pengadaan bahan perpustakaan harus dilaksanakan dengan hati-hati agar tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan pemustaka. Selain itu, upaya menjaga budaya dengan memelihara konten lokal juga perlu terus dilaksanakan, sehingga dalam menjaring penerbit lokal untuk tertib menyerahkan koleksi untuk deposit ini perlu diawasi dengan seksama. Usman juga menyampaikan beberapa inovasi yang telah dilaksanakan di perpustakaan daerah dalam hal pengadaan bahan perpustakaan seperti Banten Satu Pustaka yang merupakan adaptasi dari IOS. Menurutnya, Perpusnas tetap perlu menjadi lembaga yang memberikan inspirasi, dukungan, pemahaman dan pencerahan bagi perpustakaan yang ada di daerah.Berangkat dari kacamata civitas akademika yang diwakili oleh Amrullah, kebutuhan bahan perpustakaan dalam lingkungan perguruan tinggi tentu lebih berat bertumpu pada koleksi yang berkaitan dengan riset dan referensi yang mendukung. Amrullah memandang bahwa Perpusnas perlu melakukan penguatan koleksi e-resources. Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan cara melanggan berbagai jenis database jurnal secara full package dengan memanfaatkan anggaran yang ada. Kegiatan rapat berlangsung dengan baik dan ditutup dengan harapan bersama dari semua pihak terkait agar kegiatan seleksi bahan perpustakaan pada tahun anggaran 2022 dapat berjalan dengan baik dan terwujudnya berbagai masukan dari berbagai pihak demi upaya memberikan bahan perpustakaan yang terbaik bagi masyarakat di Indonesia.

Penulis : Dwi Dian Nusantari ()
Editor : Dedy Junaedhi Laisa ()