SWOT dalam Pengelolaan Perpustakaan dengan Koleksi Digital atau Tercetak
SWOT Analysis adalah metode analisis yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dari suatu perusahaan atau proyek. Ini
digunakan untuk menentukan strategi yang tepat dan memberikan gambaran umum
tentang kondisi saat ini dan potensi masa depan perusahaan. Lebih dari itu,
analisis SWOT juga dapat diterapkan untuk menganalisis institusi non-komersial
seperti lembaga pemerintahan, lembaga pendidikan tinggi, atau organisasi non-pemerintah,
termasuk juga perpustakaan.Perpustakaan telah menjadi pionir dalam memberikan akses
informasi selama berabad-abad. Dengan munculnya teknologi digital, perpustakaan
dipaksa untuk menyesuaikan strategi pengelolaan koleksi mereka untuk mencakup
koleksi digital. Dalam esai ini, saya akan melakukan analisis SWOT untuk
membandingkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari pengelolaan
koleksi perpustakaan buku cetak dengan pengelolaan koleksi perpustakaan yang
sepenuhnya digital. KekuatanKekuatan dari pengelolaan koleksi perpustakaan buku cetak
terletak pada sifat fisiknya. Buku cetak adalah benda yang dapat diraba dan
menyediakan rasa nyaman dan kesan familiar bagi pengunjung. Buku cetak juga
mudah diakses karena disimpan di rak dan dapat dengan cepat ditemukan
menggunakan Sistem Dewey Desimal Classification atau metode katalog
lainnya. Selain itu, buku cetak relatif murah untuk diperoleh dan
dipertahankan, sehingga mudah diakses. Bagi orang yang menyukai design interior
yang terlihat smart dan juga colourful, buku beserta raknya juga dapat menjadi
bagian dari interior design suatu bangunan rumah ataupun restoran.Sebaliknya, kekuatan dari pengelolaan koleksi perpustakaan
dengan koleksi digital sepenuhnya terletak pada fleksibilitasnya. Koleksi
digital mudah diakses dari mana saja dan dapat diakses oleh beberapa pengunjung
sekaligus. Koleksi digital juga memerlukan ruang fisik yang lebih sedikit,
sehingga perpustakaan dapat menambah koleksi tanpa memerlukan ruang yang lebih
besar. Selain itu, koleksi digital lebih ramah lingkungan karena tidak
memerlukan penggunaan kertas atau tinta. Di era digital ini, koleksi digital
juga dapat disimpan pada storage komputer ataupun teknologi internet cloud yang
memungkinkan perpustakaan menyimpan dan mengakuisisi ribuan bahkan jutaan
koleksi digital.KekuranganKekurangan dari manajemen koleksi perpustakaan buku cetak
adalah keterbatasan fisiknya. Buku cetak sangat rapuh dan mudah rusak, yang
dapat menyebabkan perbaikan atau penggantian yang mahal. Buku cetak juga sulit
untuk diangkut dan mungkin tidak dapat diakses oleh pelanggan yang tidak dapat
datang ke perpustakaan. Selain itu, buku cetak membutuhkan ruang simpan yang
besar dengan standar suhu tertentu dalam rangka pemeliharaannya untuk jangka
panjang.Di sisi lain, kelemahan manajemen koleksi perpustakaan dengan
koleksi digital adalah ketergantungan pada teknologi. Koleksi digital
memerlukan koneksi internet yang andal dan perangkat yang kompatibel untuk
diakses. Selain itu, koleksi digital dapat rentan terhadap hacking dan
kehilangan data, yang dapat menyebabkan perbaikan atau penggantian yang mahal.
Pada kasus tertentu, koleksi digital mungkin lebih mahal untuk diperoleh dan
dipelihara, yang dapat membuatnya tidak dapat diakses oleh beberapa perpustakaan.
Kerentanan lainnya pada koleksi digital, terletak pada kemungkinan virus dan
malware yang bisa mencoba masuk kedalam komputer atau server yang menyimpan
koleksi digital tersebut. PeluangPeluang untuk manajemen koleksi perpustakaan buku cetak ada
pada potensi pelanggan untuk menemukan buku baru melalui kunjungan yang
bersifat rekreasi dimana penelusuran buku di rak dan kunjungan ke perpustakaan
dianggap sebagai suatu hiburan dalam satu paket. Buku cetak juga dapat
ditampilkan dengan cara yang menarik secara fisik-visual, yang dapat menarik
pelanggan dan mendorong mereka untuk mengeksplorasi judul baru. Selain itu,
perpustakaan dapat menyelenggarakan pameran koleksi dalam rangka mempromosikan
penggunaan buku cetak. Bahkan pada, beberapa jenis buku, seperti pada buku
anak, kreasi terhadap perwujudan buku seperti pada pop-up-book membuat
anak-anak tertarik dengan interaksi dan pembelajaran yang akan didapatkannya dengan
membaca buku.Jika berbicara untuk jangka panjang, koleksi buku tercetak memiliki
sumber sejarah dan informasi arkeologi dimana ilmuwan menilai aspek tahun
terbitan buku dan seberapa tua usia suatu koleksi buku melalui pemeriksaan kertas
yang dipakai. Di sisi lain, peluang untuk manajemen koleksi perpustakaan
dengan koleksi digital ada pada kemampuan untuk memberikan akses ke beragam
informasi. Koleksi digital dapat meliputi e-book, jurnal, dan sumber daya
digital lainnya, yang dapat diakses oleh pelanggan dari mana saja. Selain itu,
koleksi digital dapat memberikan akses ke materi informasi spesifik dengan kata
kunci tertentu lebih cepat dan pengalaman membaca dengan interaksi terhadap
teks yang lebih kaya dalam hal editing serta pendaya gunaannya dalam rangka
kemas ulang informasi. Lebih dari itu, dalam hal teknologi Artificial Intellegence
yang sedang berkembang, pendayagunaan informasi dari buku digital menjadi
semakin meluas sebab AI dapat diberikan input informasi atau data dari koleksi buku
yang dapat membuat teknologi AI membantu penyebaran keilmuan menjadi lebih
mudah dan cepat. Sehingga, minat akademisi komputer dan teknologi informasi terhadap
buku digital akan semakin meningkat dan populer dimasa mendatang.AncamanAncaman bagi manajemen koleksi perpustakaan buku cetak ada
pada popularitas buku digital yang semakin meningkat. Semakin banyak orang yang
beralih ke buku digital, perpustakaan mungkin kesulitan untuk mempertahankan ketertarikan
masyarakat untuk berkunjung ke perpustakaan. Selain itu, perpustakaan mungkin
menghadapi kendala anggaran yang membuat sulit untuk memperoleh dan
mempertahankan buku cetaknya dalam rangka mempertahankan layanan koleksi cetak.Di sisi lain, ancaman bagi manajemen koleksi perpustakaan
dengan koleksi digital sepenuhnya ada pada potensi internet dimana orang-orang
tidak lagi mementingkan buku tercetak ataupun buku elektronik sebagai bahan
referensi. Disisi lain, Buku digital rentan
terhadap pembajakan dan penyebaran karya kepada khalayak umum tanpa legalitas
penyebaran koleksi. Hal ini marak terjadi, sebab ada banyak teknologi yang
memungkinkan pelaku bisni buku ilegal melakukan penyalinan masal terhadap suatu
koleksi buku digital. Selain itu, koleksi digital mungkin rentan terhadap hacking
dan kehilangan data, yang dapat menyebabkan perbaikan atau penggantian yang
mahal pada kasus dan jenis koleksi digital tertentu.Kesimpulan
Secara keseluruhan, esai ini telah menunjukkan bahwa
perpustakaan telah berperan penting dalam memberikan akses informasi selama
berabad-abad. Dengan hadirnya teknologi digital, perpustakaan dipaksa untuk
menyesuaikan strategi manajemen koleksi mereka untuk mencakup koleksi digital.
Analisis SWOT yang dilakukan dalam esai ini menunjukkan bahwa baik buku cetak maupun
koleksi digital sepenuhnya memiliki kekuatan dan kelemahan yang unik, serta
peluang dan ancaman. Namun, jelas bahwa koleksi digital semakin penting dalam
masyarakat saat ini dan perpustakaan harus terus menyesuaikan diri untuk
memenuhi kebutuhan yang berubah dari pengunjung mereka. Secara keseluruhan,
sangat penting bagi perpustakaan untuk menemukan keseimbangan antara buku cetak
dan koleksi digital agar dapat memberikan layanan terbaik kepada pengunjung dan
tetap relevan di era digital.
Penulis : Rizki Ananda
()
Editor : Suci Indrawati Irwan
()