Tipe |
Buku / Artikel |
Penerbit |
Universitas Brawijaya |
Deposit |
|
Kode |
|
Tahun Terbit |
2014 |
Hak Cipta |
Copyright (c) 2014 Universitas Brawijaya |
Tepat Terbit |
|
Tanggal Terima |
1970-01-01 07:01:00 |
Desa Poncokusumo merupakan sentra agrobisnis di wilayah Malang setelah daerah Batu. Komoditas unggulan desa ini adalah buah apel dan beberapa produk holtikultura lainnya seperti tomat dan kubis. Letak geografis desa berada di dataran tinggi sekitar lereng kawasan Bromo Tengger Semeru (BMTS) dengan kondisi iklim yang sejuk yang sesuai untuk pengembangan sektor peternakan kambing etawa. Saat ini tidak kurang dari 50 peternak yang mulai merintis usaha peternakan kambing di kawasan Desa Poncokusumo dan tergabung dalam Kelompok Masyarakat (POKMAS) Kaliandra. Tujuan dari alat ini yaitu, untuk mengatasi masalah kotoran kambing etawa di Kelompok Masyarakat Kaliandra, desa Poncokusuma. Selain itu juga untuk mengetahui pembuatan pupuk kompos dengan Temperature Controlled Bioreactor yang efektif dan efisien. Dan yang terakhir adalah sosialisasi dan pengembangan teknologi Temperature Controlled Bioreactor di Kelompok Masyarakat Kaliandra. Pembuatan kompos dimulai dari pengecilan ukuran bahan sehingga dengan mudah dan cepat didekomposisi menjadi kompos. Kemudian tahap penyusunan tumpukan, bahan organik yang telah melewati tahap pemilahan dan pengecilan ukuran kemudian disusun menjadi tumpukan, desain penumpukan yang biasa digunakan adalah desain memanjang dengan dimensi panjang x lebar x tinggi = 2m x 1,2m x 1,75m. Namun dalam kondisi di lapang ukuran dimensi Bioreaktor menyesuaikan ukuran kebutuhan skala produksi sehingga kapasitas produksi lebih banyak. Setelah itu tahap pembalikan, pembalikan dilakukan untuk membuang panas yang berlebihan. Setelah itu tahap penyiraman, secara manual perlu tidaknya penyiraman dapat dilakukan dengan memeras segenggam bahan dari bagian dalam tumpukan. Lalu tahap pematangan, setelah pengomposan berjalan 12-14 hari, suhu tumpukan akan semakin menurun hingga mendekati suhu ruangan.